Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Inilah Budaya Korea Selatan yang Patut Ditiru Selain K-Pop

23 April 2019   22:55 Diperbarui: 23 April 2019   23:08 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Korea Selatan? Apa yang terlintas di pikiran kalian jika mendengar Korea Selatan? Tentu saja budaya mereka yaitu K-POP. K-POP atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan yang menampilkan para girl group maupun boy group. 

Anak-anak muda zaman sekarang pasti sudah tidak asing lagi jika mendengar nama seperti EXO, BTS, Twice, Red Velvet, dan masih banyak lagi. Karena keseharian anak-anak muda zaman sekarang terutama yang perempuan adalah mencari tahu informasi yang berkaitan dengan idolanya, hampir setiap saat mereka menggunakan smartphone hanya untuk mengetahui kabar terbaru dari sang idola. Bukan hanya sekedar mencari tahu kabar terbaru sang idola, mereka rela terjaga sampai larut malam hanya untuk menunggu dikeluarkannya MV terbaru dari sang idola. 

Hallyu atau Korean Wave yang dikenal sebagai penyebaran budaya pop Korea secara global di seluruh dunia yang bahkan menyebar sampai ke Indonesia. Pada saat K-POP masuk ke Indonesia dan menjadi popular, banyak generasi muda yang mengikuti dan bahkan sampai membentuk girl group maupun boy group. Contohnya, SMASH, Cheery Belle, BLINK, Seven Icon, dan masih banyak lagi meskipun grup-grup tersebut sudah tidak aktif lagi dalam industry music di Indonesia.  Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. 

Menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tentu saja Indonesia memiliki generasi muda atau yang biasa disebut dengan generasi millenial. Generasi millenial adalah generasi muda yang lahir di awal tahun 2000. Generasi ini sangat erat kaitannya dengan modernisasi, terutama dalam hal budaya. Salah satu budaya modern yang masuk ke Indonesia adalah K-POP.

Bukan hanya K-POP, K-Drama atau drama Korea juga sangat digemari. Karena alur cerita yang dibawakan seperti apa yang anak-anak muda zaman sekarang inginkan, seperti kisah cinta di sekolah dan persahabatan. 

Bukan hanya dari segi alur cerita, namun para aktor dan aktris yang memiliki wajah rupawan juga menjadi alasan mengapa drama Korea sangat diminati oleh remaja perempuan. 

Didukung oleh latar tempat yang kekinian dan memiliki empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Hal tersebut membuat drama Korea menarik untuk ditonton. 

Para penggemar K-POP atau yang kita ketahui sebagai K-POP Lovers juga seringkali meniru para idola mereka mulai dari gaya berpakaian, gaya rambut, bahkan cara para idola mereka berinteraksi. Bahkan, dalam kehidupan sehari-sehari ketika sedang berinteraksi dengan orang-orang para K-POP Lovers seringkali menggabungkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Korea.

Namun, dibalik hal tersebut ada hal yang seharusnya dicontoh oleh para generasi millennial, yaitu budaya belajar yang diterapkan di Korea Selatan. Dilansir dari mbctimes.com, Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di dunia, dibandingkan dengan Indonesia yang masih berada di posisi terbawah. 

Para pelajar di Korea Selatan menghabiskan waktu mereka hanya untuk belajar, tak heran jika Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi di dunia.

Murid-murid di Korea Selatan menghabiskan waktu mereka hampir 16 jam berada di sekolah, karena peraturan sekolah yang mewajibkan mereka untuk membaca dan belajar di sekolah. Dengan jam sekolah yang seperti itu, hampir tidak ada waktu bermain bagi para pelajar di Korea Selatan. 

Bukan hanya karena menghabiskan sebagian besar waktu di sekolah, sepulang sekolah para pelajar di Korea Selatan diharuskan untuk mengikuti bimbingan belajar dimana di Indonesia mengikuti bimbingan belajar hanyalah sebuah pilihan. Berbeda dengan para pelajar di Indonesia yang menghabiskan waktu setelah pulang sekolah dengan nongkrong di tempat-tempat yang kekinian dengan spot foto yang bagus untuk di posting di akun media sosial mereka masing-masing.

Hal lain yang seharusnya diikuti oleh para pelajar di Indonesia adalah guru sangat dihormati di Korea Selatan. Berbeda hal dengan Indonesia yang memiliki banyak kasus, dimana para guru kurang dihormati bahkan para murid sampai melakukan kekerasan terhadap gurunya. Sebaliknya, para guru di Korea Selatan masih memberikan hukuman fisik kepada murid-murid yang melanggar aturan. 

Tentu saja, sebagai negara maju sekolah-sekolah di Korea Selatan juga dilengkapi dengan fasilitas yang mendorong para muridnya untuk lebih mudah dalam melakukan kegiatannya saat jam sekolah. 

Fasilitas sekolah yang diberikan termasuk kantin yang menyediakan makan siang untuk para murid, makanan yang disediakan setiap harinya pun berbeda karena kualitas makanan yang disajikan harus higienis dan sehat. Sedangkan di Indonesia sekolah memang menyediakan kanting namun para murid harus membayar sendiri makanan yang mereka makan.

Alasan lain yang menjadi pemicu para pelajar di Korea Selatan bersaing dengan ketat adalah karena ujian masuk universitas yang dilakukan satu tahun sekali tepatnya pada bulan November. 

Tidak seperti di Indonesia yang memiliki kesempatan 3 kali seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi. Karena ujian masuk universitas hanya dilakukan satu tahun sekali, para pelajar sangat menaruh harapan pada ujian ini bahkan ujian ini menjadi penentu masa depan bagi para pelajar di Korea Selatan. Karena mereka mengedepankan kualitas dari universitas yang akan mereka masuki, hal ini juga menjadi penentu di masa depan jika mereka ingin mencari pekerjaan.

Ketatnya persaingan antarpelajar di Korea Selatan memang membuat para pelajar seringkali mengalami stres berat, bahkan kasus bunuh diri seringkali terjadi akibat dari stres yang dialami tersebut. 

Namun, dibalik pengorbanan yang telah dilakukan pasti akan ada hasil yang sepadan dengan pengorbanan tersebut. Melalui hal yang sudah dipaparkan di atas, kita bisa mengetahui bahwa para pelajar di Korea Selatan sangat menjunjung tinggi budaya belajar. 

Mereka bahkan rela menghabiskan waktu di sekolah dan kehilangan waktu bermain untuk mempersiapkan masa depan mereka. Tentu saja hal ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dari para orang tua yang senantiasa membimbing dan mendampingi para anaknya untuk terus menekuni belajarnya.

Semoga dengan artikel ini, para generasi millenial di Indonesia dapat mengambil hal-hal positif dari adanya Hallyu atau Korean Wave. Bukan hanya dari segi gaya yang ditampilkan oleh sang idola, semoga para K-POP Lovers yang sebagian besarnya generasi millennial mengikuti budaya belajar yang ada di Korea Selatan. 

Untuk murid-murid diluar sana, semoga bisa untuk lebih menghargai guru, karena guru memiliki jasa yang tak bisa kita ukur dengan materi dan tanpa seorang guru kita tidak akan bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. 

Dengan begitu, kita bisa mengubah Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi dalam bidang pendidikan. Untuk pemerintah, semoga dalam menyediakan fasilitas di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan tentu saja bermanfaat bagi para murid di sekolah. Semoga pembangunan fasilitas ini dapat dirasakan secara merata sampai ke bagian desa-desa terpencil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun