Mohon tunggu...
La BolonG
La BolonG Mohon Tunggu... Penulis

_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Quarter Life Crisis"

10 April 2025   16:54 Diperbarui: 10 April 2025   16:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Quarter Life Crisis

Aku duduk di usia dua puluh sekian,
seperti penumpang di stasiun tanpa papan arah,
kereta-kereta berangkat membawa teman-temanku,
sementara aku masih menunggu
tiket yang tak kunjung sampai.

Ambisi masa kecilku kini jadi reruntuhan,
gedung-gedung harapan yang roboh
karena tak tahan gempa kenyataan.
Cita-cita terasa seperti bintang,
terlihat indah tapi terlalu jauh
untuk benar-benar kugenggam.

Orang-orang bilang:
"Waktu akan menyembuhkan."
Tapi waktu malah menatapku sinis,
berjalan cepat,
sementara aku masih mencari kaki sendiri.

Pagi terasa berat seperti langit tak tidur,
malam jadi ruang interogasi,
di mana pikiran bertanya tanpa henti:
"Apa gunanya semua ini?"

Aku iri pada mereka
yang tampak bahagia di Instagram,
padahal tahu,
foto bisa berbohong
lebih pandai dari manusia.

Quarter life crisis---
bukan cuma soal umur,
tapi soal beban yang tak tertakar,
soal luka yang tak berdarah,
dan tentang diri
yang perlahan lupa cara menjadi utuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun