Aku terpasung di bawah lentera redup
Memandang awan yang membiarkanku pergi
Kepala ini terlampau riuh
Rasio jauh di sudut perenungan
Tersudut oleh keramaian yang membosankan
Hasratku kini sunyi terpenjara di dalam dadaku
Kuharapkan mesin waktu,
untuk mengembara menyongsong segala peristiwa
Aku adalah kesia-siaan yang diperjuangkan
Sampai aku menelisik di balik suara-suara
Mengemban makna hingga ke ujung kota
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!