Mohon tunggu...
M Zulmanar Rizki
M Zulmanar Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Manajemen Risiko dalam Meningkatkan Profitabilitas serta Mengantisipasi Krisis Perbankan di Era Digital

3 Januari 2024   18:06 Diperbarui: 3 Januari 2024   19:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam keadaan darurat, seperti pandemi yang membatasi akses fisik ke bank atau mesin ATM, QRIS memainkan peran penting dalam menjaga kelancaran transaksi keuangan tanpa adanya keterbatasan fisik uang tunai. QRIS juga memungkinkan perbankan untuk mendapatkan data transaksi yang lebih terperinci. 

Analisis data yang cermat dapat membantu perbankan dalam memahami perilaku konsumen, kecenderungan transaksi, dan pola pengeluaran yang dapat digunakan untuk merancang produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga membantu meningkatkan profitabilitas. Penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran digital memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan :

  • QRIS menawarkan kemudahan bagi pengguna dengan proses pembayaran yang cepat dan mudah. Pengguna hanya perlu memindai kode QR dengan smartphone mereka untuk melakukan transaksi.
  • Metode pembayaran QRIS cenderung memiliki biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pembayaran konvensional seperti kartu kredit atau debit. Ini menguntungkan baik bagi pelanggan maupun pedagang.
  • QRIS mendukung inovasi dalam industri pembayaran. Ini memberikan kesempatan bagi pelaku usaha dan perbankan untuk terus mengembangkan layanan pembayaran yang lebih baik dan lebih efisien.
  • QRIS memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi tanpa uang tunai. Hal ini meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan keuangan, terutama di tempat-tempat yang minim infrastruktur perbankan.
  • QRIS menyediakan data transaksi yang lebih terperinci. Data ini dapat digunakan oleh perbankan untuk menganalisis perilaku konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

2. Kekurangan : 

  • QRIS bergantung pada teknologi dan konektivitas yang baik. Dalam kasus terputusnya jaringan atau masalah teknis, transaksi menggunakan QRIS bisa terganggu atau tidak dapat dilakukan.
  • Penggunaan QRIS masih memerlukan tingkat kesadaran dan penerimaan yang lebih luas dari masyarakat. Beberapa orang mungkin masih lebih nyaman dengan metode pembayaran konvensional.
  • Ada risiko terkait keamanan data dan privasi pengguna. Meskipun telah ada upaya besar untuk mengamankan transaksi QRIS, risiko keamanan informasi pribadi tetap ada terutama jika terjadi pelanggaran keamanan.
  • Di beberapa daerah, ketersediaan infrastruktur teknologi yang kurang baik atau minim dapat menjadi hambatan bagi adopsi QRIS. Hal ini dapat menghambat penggunaan QRIS di daerah terpencil.
  • Diperlukannya standar QRIS yang konsisten diadopsi oleh semua pemangku kepentingan. Kekurangan standar yang konsisten dapat mengakibatkan kebingungan atau kesulitan dalam penggunaan QRIS.

kesimpulannya adalah, Manajemen risiko memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan profitabilitas dan mengantisipasi krisis perbankan di era digital, terutama seiring dengan adopsi teknologi seperti penggunaan QRIS. Melalui pendekatan yang tepat dalam mengelola risiko, lembaga keuangan dapat mengurangi eksposur terhadap kerugian yang disebabkan oleh perubahan pasar, kegagalan teknologi, atau ancaman keamanan dalam transaksi digital. Dalam konteks QRIS, manajemen risiko memungkinkan bank untuk merancang sistem keamanan yang kokoh untuk melindungi data pelanggan, mencegah pencurian identitas, serta memastikan integritas dan keabsahan transaksi. 

Penggunaan QRIS dapat meningkatkan profitabilitas dengan memperluas jangkauan pasar, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat proses transaksi. Namun, risiko terkait teknologi, seperti kebocoran data atau serangan cyber, menjadi potensi ancaman yang harus ditangani secara efektif. Dengan menerapkan strategi manajemen risiko yang holistik, bank dapat mengamankan keberlangsungan operasionalnya, meningkatkan kepercayaan pelanggan, serta memperkuat posisi dalam industri yang semakin terhubung secara digital, mengurangi kerentanan terhadap krisis perbankan, dan pada gilirannya, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap profitabilitas jangka panjang.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun