Mohon tunggu...
rizka maulida fajriati
rizka maulida fajriati Mohon Tunggu... Penulis - Program studi pertanian S1

Mahasiswa universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanam Tak Menuai

20 Januari 2020   02:10 Diperbarui: 20 Januari 2020   02:33 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mimpi Pangeran Padi

Terik cahaya mulai menguning pada ufuk berbisik kantuk
Sang pangeran pulang, memapah cangkul di bahu kekar
Membawa kaleng angin dan musim penyimpanan keringat
Menari pada setapak langkah sambil berkata "Hari ini aku mengusir burung"
Tanah bergoyang mendengar kisahnya menanam, merawat, dan membesarkan padi
Bagaimana tak berduka kita para pengejar gelar negara?
Sedang kaki mu menginjak marmer berlaga kokoh, hanya karena sebutir nasi
Masih punya nyatanya cagak penyanggah culas mu?
Sekedar mencuri tahta terpejam para pangeran penyanggah deru lari jantung mu
Tanpa rafia sepanjang langkah, kau sewakan tanah
kau berbayarkan air ku, pada pemilik yang kau ajak bermain petak umpet
Inikah semboyan tanah air pada kitab mu?
Kamu yang duduk di kursi bergoyang
Dengarlah! Dengar igauan sadar mereka! dengan mata terpejam mu!
Mereka yang menanam benih dari keringat
Sepersekian saja, biarkan yang mereka tanam menjadi penuai tawa tua.

Jember, 31 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun