Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuyul Magang di Era Digital

1 Agustus 2025   14:04 Diperbarui: 1 Agustus 2025   14:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kampung yang tenang, mendadak heboh karena laporan kehilangan uang receh di setiap rumah. Pak RT, yang paling bijak sekaligus paling cerewet, menyimpulkan, "Ini pasti ulah tuyul!" Semua warga mengangguk, kecuali Jono, pemuda kampung yang lebih percaya kalau uang mereka habis karena jajan cilok.

Ternyata, dugaan Pak RT tak sepenuhnya salah. Di bawah rumah tua dekat sawah, hiduplah Ucul, seorang tuyul pemula. Dia baru lulus dari Akademi Tuyul Nusantara dengan nilai pas-pasan. Masalahnya, ia ditempatkan di kampung modern yang semua transaksi pakai QRIS. "Aduh... mana bisa aku ambil duit kalau nggak ada yang naruh uang di celengan lagi," keluhnya sambil garuk kepala plontos.

Suatu malam, Ucul mencoba cara baru. Ia menyelinap ke rumah Bu Rini, yang terkenal boros belanja online. Ia menemukan dompet, tapi isinya cuma kartu ATM dan struk Indomaret. "Astaga, manusia sekarang pelit sekali!" rutuk Ucul. Ia sempat mencoba menakut-nakuti kucing Bu Rini supaya dapat hiburan, tapi malah dikejar keliling dapur.

Karena frustasi, Ucul mencari bantuan dari Mbah Gondes, tuyul senior yang sudah 200 tahun berkarya. Mbah Gondes mendengus, "Zaman sekarang, tuyul harus melek teknologi. Kalau nggak bisa internet banking, tamat riwayatmu." Mendengar itu, Ucul pun nekat mendaftar kursus Hacking Dasar untuk Tuyul di dunia gaib.

Hari pertama belajar, Ucul mencoba membobol akun e-wallet Pak Budi. Tapi bukannya dapat saldo, ia malah nyasar ke akun game Mobile Legends. Tak lama kemudian, warga kampung heboh karena ada akun bernama "TuyulImut69" yang tiba-tiba top up diamond 1 juta. "Aduh, salah pencet!" teriak Ucul panik.

Saking sering gagal, Ucul jadi bahan gosip di kalangan tuyul. "Itu tuyul Gen Z, ya? Katanya lebih suka bikin konten TikTok daripada nyolong," bisik-bisik para tuyul lain. Memang benar, Ucul sempat bikin video joget di depan rumah Pak RT. Hasilnya viral di dunia gaib dengan caption: "First Day as a Tuyul, LOL."

Suatu malam, Ucul berpikir keras. "Kalau aku nggak bisa nyolong uang, mungkin aku bisa cari uang jujur?" Akhirnya ia mencoba kerja part-time sebagai joki COD alias Cash on Delivery. Dengan modal kecepatan supernatural, Ucul bisa mengantar paket super cepat. Sialnya, pembeli selalu pingsan karena melihat "kurir" botak tanpa baju di depan pintu jam 2 pagi.

Kabar tentang "kurir hantu" menyebar, dan Pak RT mengadakan ronda malam. Saat ronda, mereka menemukan Ucul sedang asyik selfie dengan paket Shopee. Alih-alih takut, warga justru tertawa. "Tuyul zaman sekarang kreatif juga, ya. Bisa jadi kurir!" kata Jono.

Melihat respons positif warga, Ucul malah jadi idola kampung. Ia dipekerjakan resmi sebagai kurir malam. Uangnya halal, dan ia tak perlu lagi mencuri. Bahkan, Bu Rini sering memberi tips berupa recehan supaya Ucul bisa jajan cilok juga.

Sejak saat itu, kampung jadi terkenal dengan Delivery by Tuyul. Warga aman dari kehilangan uang, dan Ucul sering terlihat di TikTok sambil nyanyi, "Daripada nyolong, mending kerja, guys!" Sementara Mbah Gondes hanya geleng-geleng, merasa tua di tengah generasi tuyul konten kreator.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun