Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alea, Bhumi, dan Kanaya: Cerita Manis di Balik Kaleng Biskuit

14 April 2025   16:49 Diperbarui: 14 April 2025   16:49 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah pagi yang hangat dan cerah, tiga anak kecil duduk di teras rumah yang berlantai hijau, menikmati waktu bersama dalam kebersamaan yang sederhana namun begitu berharga. Mereka adalah Alea, Bhumi, dan Kanaya --- tiga anak kecil yang menjadikan suasana rumah semakin hidup dengan tawa dan tingkah polos mereka. Tidak ada teknologi canggih atau permainan mahal, hanya kaleng biskuit dan hati yang riang.

Bhumi, si sulung dari ketiganya, duduk di tengah dengan kaos putih bergambar monyet lucu. Ia tampak tenang dan perhatian, memegang sepotong biskuit sambil memperhatikan kedua saudaranya. Ada kebijaksanaan kecil dalam cara Bhumi bersikap, seolah ia paham betul bahwa menjaga harmoni adalah bagian dari bermain bersama.

Alea, yang masih bayi dan mengenakan pakaian oranye cerah, terlihat begitu antusias dengan tutup kaleng biskuit di tangannya. Ia memandang Bhumi dengan rasa ingin tahu yang polos, seolah ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kaleng itu bukan sekedar wadah biskuit baginya, melainkan sebuah mainan ajaib yang bisa membuatnya tertawa.

Di sisi lain, Kanaya duduk menyendiri, memeluk erat kaleng biskuit besar seakan itu adalah harta karunnya. Dengan piyama bermotif bunga, Kanaya menundukkan kepala, menikmati kehadiran biskuit dengan caranya sendiri yang unik. Meskipun tidak banyak bicara, ia jelas merasa nyaman dan damai di tengah kedua saudaranya.

Kehangatan yang terpancar dari interaksi ketiganya mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan sejak dini. Tidak ada iri, tidak ada persaingan --- hanya keinginan untuk berbagi dan bersama. Kaleng biskuit itu menjadi simbol kebersamaan yang sederhana namun sarat makna. Mereka tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga kebahagiaan dan rasa aman.

Pemandangan ini terasa seperti potongan dari film animasi Indonesia --- lembut, penuh perasaan, dan menyentuh hati. Lingkungan yang alami, perabotan kayu tua, serta cahaya pagi yang lembut menambah kesan magis pada momen tersebut. Setiap sudut terasa hidup, seolah menyimpan kenangan yang akan mereka ingat kelak.

Sebagai orang dewasa, melihat momen seperti ini mengingatkan kita betapa masa kecil adalah waktu yang penuh keajaiban. Tanpa disadari, anak-anak seperti Alea, Bhumi, dan Kanaya sedang membangun fondasi emosional mereka melalui interaksi sederhana. Mereka belajar tentang cinta, empati, dan bagaimana menjadi bagian dari kelompok kecil yang saling peduli.

Foto ini juga menjadi pengingat bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal besar. Terkadang, duduk bersama di lantai teras dengan beberapa biskuit dan teman-teman tercinta sudah cukup untuk membuat hari terasa sempurna. Dunia anak-anak adalah dunia yang jujur, di mana cinta hadir dalam bentuk paling murni.

Di masa depan, mungkin mereka akan tumbuh dan menjalani kehidupan masing-masing. Namun momen kecil seperti ini akan selalu melekat dalam ingatan mereka. Karena dari sinilah mereka belajar arti kehangatan rumah, makna berbagi, dan kekuatan sebuah persaudaraan.

Kisah Alea, Bhumi, dan Kanaya bukan hanya tentang tiga anak yang bermain bersama. Ini adalah kisah tentang masa kecil yang indah, tentang cinta tanpa syarat, dan tentang keajaiban yang bisa kita temukan dalam hal-hal paling sederhana. Momen mereka di teras hijau itu adalah lukisan hidup dari masa kecil yang tak tergantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun