Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Tulislah Sesuatu Yang Akan Membahagiakan Dirimu Di Akhirat Kelak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangun Kesiangan pada Hari Senin

29 April 2024   07:56 Diperbarui: 29 April 2024   08:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pagi hari senin, Cahya terbangun dengan kesiangan. Jam weker di sebelahnya sudah menunjukkan pukul delapan. "Astaga! Aku terlambat lagi," ucapnya sambil melompat dari tempat tidur. Cahya segera berlari ke kamar mandi, membasuh wajahnya dengan cepat, dan menggosok gigi dalam waktu singkat. Hatinya berdegup kencang, mengingatkan dia akan rapat penting pagi itu.

Dengan terburu-buru, Cahya mengenakan pakaian kerja yang ia persiapkan semalam. Tangannya gemetar ketika ia mencoba mengancingkan kemejanya. "Harus lebih memperhatikan waktu," gumamnya dalam hati. Sambil bersiap, dia mencoba memikirkan alasan yang masuk akal untuk keterlambatannya.

Sesampainya di kantor, Cahya disambut dengan tatapan tajam dari rekan-rekannya. Mereka sudah berkumpul di ruang rapat dan rapat sudah dimulai. Cahya mencari-cari tempat duduk yang masih kosong, berusaha mencairkan ketegangan dengan senyum kecil. Namun, dia bisa merasakan pandangan tidak puas dari atasan dan rekan-rekannya.

Selama rapat, Cahya mencoba untuk tetap fokus meskipun hatinya masih terganggu dengan kejadian tadi pagi. Dia bertekad untuk tidak lagi terlambat keesokan harinya. Di sela-sela presentasi dari atasan, Cahya mengambil kesempatan untuk mencatat semua poin penting yang dibahas.

Setelah rapat selesai, atasan Cahya memanggilnya ke ruangannya. "Cahya, apa yang terjadi pagi ini?" tanya atasan dengan nada tegas. Cahya menjelaskan kejadian keterlambatannya dengan jujur, dan meminta maaf atas ketidaktepatannya. Atasan Cahya memandangnya dengan serius sebelum akhirnya memberikan saran agar Cahya lebih memperhatikan manajemen waktu dan tanggung jawabnya di tempat kerja.

Pulang dari kantor, Cahya merasa malu namun juga bersyukur atas pelajaran yang didapatkannya hari ini. Dia bertekad untuk menjadi lebih disiplin dalam mengatur waktu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. Dengan langkah yang mantap, Cahya memasuki rumahnya dengan keyakinan bahwa kejadian ini akan menjadi awal dari perubahan positif dalam hidupnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun