Mohon tunggu...
Rizal KurniawanHidayat
Rizal KurniawanHidayat Mohon Tunggu... Freelance

Saya memiliki hobi membaca, menulis, dan traveling. Saya juga aktif dalam berbagai aktifitas kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Anak Desa

21 Agustus 2025   09:41 Diperbarui: 21 Agustus 2025   09:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertanya pada matahari yang tergantung di atas sawah,
"Apakah cahaya itu cinta?"
Ia menjawab dengan hangat,
"Cinta adalah kesabaran yang tumbuh seperti padi---
tak tergesa, tapi selalu berbuah."
Aku berbisik pada sungai yang mengalir ke hilir,
"Apakah rindu itu deras?"
Ia beriak sambil berkata,
"Rindu hanyalah perjalanan air mencari muara,
seperti hatimu mencari rumah pada tatapannya."
Lalu aku duduk di bawah pohon randu,
mendengar daun-daun berguguran.
Kau datang membawa senyum,
dan alam pun seakan ikut tersenyum.
Di desa ini, cinta adalah doa paling tulus:
ia tumbuh bersama tanah,
mengalir bersama sungai,
dan tak pernah punah,
sekalipun waktu menua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun