Kita mungkin tidak bisa mengubah perilaku orang lain, tetapi kita sepenuhnya berkuasa atas cara berpikir dan sikap kita. Dengan memilih tetap tenang, emosi mereda, suasana hati lebih stabil, dan konflik pun dapat dihindari. Inilah makna Conversio - perubahan batin dari kemarahan menuju kedamaian melalui kendali pikiran yang positif.
Metode latihan [Askesis]: Memisahkan Dua Hal antara Fortuna dan Virtue
Dalam Stoikisme, Askesis berasal dari kata Yunani yang berarti "latihan" atau "disiplin diri". Konsep ini mengajarkan latihan mental dan spiritual untuk membentuk pikiran yang tenang, rasional, dan bijak dalam menghadapi berbagai keadaan hidup. Pokok ajarannya terletak pada kemampuan untuk membedakan dua aspek utama yang memengaruhi kehidupan manusia:
Fortuna, yaitu segala sesuatu yang berada di luar kendali kita, seperti nasib, pendapat orang lain, kondisi cuaca, penyakit, hingga kematian. Hal-hal ini bersifat eksternal dan tidak bisa diatur sepenuhnya oleh manusia.
Virtue, yaitu hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti pikiran, sikap, dan tindakan moral.
Bagi penganut Stoikisme, kebahagiaan sejati tidak bergantung pada Fortuna, melainkan pada kemampuan menjaga Virtue dengan konsisten dalam setiap keadaan.
Dalam Meditations, Marcus Aurelius menulis:
"The mind must stand straight, not be held straight by others."
(Pikiran harus berdiri tegak sendiri, hukum disangga oleh hal-hal dari luar.)
Memisahkan Dua Hal: Fortuna dan Virtune
Dalam ajaran Stoikisme, Marcus Aurelius menekankan pentingnya kemampuan membedakan antara hal-hal yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan.