Mohon tunggu...
Rivan
Rivan Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Elektro Unjani / Teknisi Mekanikal Elektrikal Energi Baru Terbarukan

Hobi otomotif,traveling,horsebow,EBT Mempunyai cita cita kuat untuk menciptakan lapangan kerja bagi lingkungan sekitar dan masyarakat luas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Singkat Prof. Mohammad Yamin, SH sang Pelopor Sumpah Pemuda

30 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:17 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohammad Yamin (Kompas.com)

Dibalik Sumpah Pemuda yang kita kenal dalam pelajaran sejarah disekolah, ada nama seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang

merupakan salah satu pelopornya yaitu,Prof. Mohammad Yamin, SH.Yang merupakan ahli hukum,sejarawan,sastrawan,budayawan

politikus.Mohammad.Yamin lahir pada 24 Agustus 1903 di Talawi, sawahlunto, Sumatera Barat,beliau merupakan salah satu perintis

Indonesia.

Profil Mohammad Yamin

Nama : Prof. Mohammad Yamin, SH.

Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903

Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962

Agama : Islam

Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib

Ibu : Siti Saadah

Mohammad Yamin Menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Palembang, setelah itu Yamin melanjutkan

pendidikannya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.

Di AMS Yamin belajar berbagai bahasa,bahasa Yunani,Latin,dan Kaei. Lulus dari AMS Yamin berniat melanjutkan pendidikannya ke

Belanda, namun niat tersebut ia urungkan karena sang Ayah meninggal dunia. Akhirnya melanjutkan pendidikannya di Rechtshooge

school te Batavia yaitu Sekoloh Tinggi Hukum di Jakarta (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia), pada tahun 1932 ia men

dapatkan gelar Meester in de Rechten atau Sarjana Hukum.

Mohammad Yamin memulai kariernya di bidang kesusastraan dengan menjadi penulis. Karya pertama yang ditulis Yamin dalam

bahasa melayu yang ia tulis jurnal Jong Sumatera dan karya awalnya yang lainnya masih terikat dalam bentuk bahas melayu

klasik. Pada tahun 1922, Yamin muncul sebagai penyair dengan karya puisinya yang berjudul Tanah Air. Tanah air merupakan

himpunan puisi modern pertama yang pernah diterbitkan. Pada 28 Oktober 1928, himpunan kedua milik Yamin yang berjudul

Tumpah Darahku muncul. Pada tahun yang sama karyanya dalam bentuk drama dengan judul Ken Arok dan Ken Dedes yang

berdasarkan sejarah Jawa juga muncul.

Dalam bidang kesusastraan, Yamin telah menerbitkan banyak karya dalam bentuk drama, esei, novel sejarah, dan puisi. Yamin juga

menerjemahkan karya-karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore. Mohammad Yamin selain

memiliki jasa-jasa besar terhadap negara juga memiliki banyak penghargaan dalam beberapa karya-karyanya yang juga sangat

legendaris di negara kita.

Pada tahun 1937, Mohammad Yamin menikah dengan Siti Sundari yaitu seorang putri bangsawan dari Kadilangu, Demak, Jawa

Tengah dan dari perkawinan tersebut mereka dikaruniai seorang putra bernama Dang Rahadian Sinayangsih Yamin.

Karier politik Yamin dimulai sejak ia masih menjadi seorang mahasiswa di Jakarta yaitu dengan bergabung dengan organisasi Jong

Sumatera Bond dan menyusun ikrar sumpah pemuda yang dibacakan di Kongres Pemuda II.Dalam ikrar yang dibacakan, Yamin

menetapkan bahasa indonesia yang berasal dari bahasa melayu menjadi bahasa nasional Indonesia, dan bahasa Indonesia dapat

menjadi alat pemersatu.

Setelah Yamin mendapatkan gelar Sarjana Hukum-nya, setelah itu Ia bekerja dalam bidang hukum di jakarta sampai tahun 1942. Dan

pada tahun itu juga Yamin tercatat sebagai anggota Partindo. Setelah Partindo bubar, Ia bersama kawannya mendirikan Gerindo. Pada

tahun 1939, Yamin terpilih menjadi anggota Volksraad. 

Pada masa pendudukan Jepang yaitu pada tahun 1942 hingga tahun 1945, Yamin bertugas di PuTERA atau Pusat Tenaga Rakyat.

Selanjutnya Yamin terpilih menjadi anggota BPUPKI. Setelah Ir. Soekarno menjadi Presiden, Yamin mendudiki bebrapa jabatan

penting dalam pemerintahan diantaranya anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman (1951-1952), Menteri Pengajaran,

Pendidikan, dan Kebudayaan (1953--1955), Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962),

Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961--1962) dan Menteri Penerangan (1962-1963).

Saat menjadi Menteri kehakiman, Yamin membebaskan tahanan politik tanpa proses peradilan, karena hal tersebut ia mendapat

banyak kritik dari anggota DPR. Saat menjabat menjadi Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Yamin mendorong

berdirinya universitas negeri dan swasta seperti Universitas Andalas di Padang.  

Kesimpulan

Semangat Nasionalisme:

Yamin aktif dalam Kongres Pemuda II di Jakarta dan memberikan pidato kritikan tajam untuk bersatu melawan penjajah.

Yamin berani mengkritik pemerintah kolonial Hindia Belanda, bahkan hingga beasiswanya dicabut.

Semangat patriotisme dan cintanya terhadap tanah air dapat menjadi contoh bagi generasi muda untuk mencintai dan berkontribusi

pada negara.

Sumber : infobiografi.com,wikipedia

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun