Mohon tunggu...
Mohamad Rival
Mohamad Rival Mohon Tunggu... Peternak - Pelajar

Be Humble

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Anak yang Sukses

4 Februari 2021   16:32 Diperbarui: 4 Februari 2021   16:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari ini adalah hari dimana dedy masuk sekolah SMA, dengan mata yg masih mengantuk dan badan yang lemas dedy pun mulai membangkitkan semangatnya untuk pergi ke sekolah.

"De cepett katanya kamu mau pergi pagi pagi biar tidak kesiangan lagi"seru ibu.

"Dedyy.."suara joni yg memanggil nya di balik pagar kayu itu.

"Iyaa jon tunggu sebentar"sahut dedy yang sedang memakai sepatu kotor dan rusaknya itu.

"Kamu ini kebiasaan deh ded klo berangkat sekolah hari senin pasti selalu lama"omelan Joni yang mungkin mulai bosan menunggu dedy sedari tadi.

"Iyaaa iyaa maaf soalnya banyak yg harus aku siapin"jawab dedy sembari menyalami ibunya.

"Yaudahyuk kita berangkat udah jam segini"ajak joni kepada dedy.

Sesampai di sekolah dedy dan joni terlambat untuk mengikuti upacara bendara di hari senin ini, gerbang sekolah pun sudah tertutup rapat dan pak yanto guru paling galak di sekolah itu sudah menanti dedy dan joni yang sering terlambat.

"Gara gara kamu nih ded kita jadi terlambat"bisik joni yang kesal dengannya.


"Kamu lagi kamu lagi!! Bapa sudah bosan yah dengan kalian berdua."suara pak yanto memarahi dedy dan joni di gerbang.


"Maaf pak tadi rantai sepeda kami copot di jalan"alasan dedy agar di bolehkan masuk sekolah.


"Yasudah sekali lagi kalian terlambat bapa tidak segan segan untuk mengeluarkan kalian berdua!!"ucap pak yanto dengan nada yg sedikit kesal.


Dedy dan Joni pun berpisah untuk memasuki kelasnya masing masing,Di sepanjang perjalanan dedy di ledeki teman temannya karena sepatunya yg sudah rusak itu.


"Sepatumu jelek sekali ded"ucap karim sembari menertawakan dedy.


"Walaupun jelek sepatu ini masih bisa di pakai kok!"jawab dedy yang begitu kesal melihat karim yang merendahkan dia.


"Pasti ayah ibumu ga mampu ya buat beli sepatu sebagus kita"sahut karim.


"Kamu boleh hina saya tapi tidak untuk hina orang tua saya!!."jawab dedy yang begitu marahnya kepada karim karena sudah menjelekkan orang tuanya yang begitu ia sayang.


Dedy pergi menuju kantin meninggalkan karim dengan hati yang sangat kesal dan marah, di kantin ia bertemu dengan pak syarif yang selalu baik kepadanya.


"Ded"pak syarif memanggil.


"Iyaa pak ada apa?"tanya dedy.


"Sepatumu sudah bolong bolong apa kamu gapunya sepatu lagi?"tanya pak syarif sembari memandang sepatu kotor dan rusak itu.


"ibu dan ayah saya belum memiliki cukup uang untuk membeli sepatu baru pak"jawab dedy sembari tertunduk lesu.


"Yasudah kalo begitu sepulang sekolah kamu beli sepatu baru nya yah"jawab pak syarif sembari memberi uang kepada dedy.


"Terimakasih banyak pak nanti saya akan belanjakan uang ini untuk membeli sepatu"sahut dedy yang begitu senangnya.

"Sama sama nak,ini kewajiban kita sesama manusia harus saling membatu"ujar pak syarif.


Dedypun melanjutkan perjalanannya memasuki ruang kelas dengan begitu bahagia karena doanya semalam dapat terwujutkan sebentar lagi.


Di kelas dedy duduk bersama rizwan temen karibnya sejak sd dulu,karna dedy seorang yang rajin dan tekun dalam belajar ia selalu mendapatkan peringkat ke satu.


"Tringggg...."bel pulang sekolahpun berbunyi
Dedy hari ini pulang sendirian karna joni temannya sedang kerja kelompok di sekolah,sembari membawa uang dari pak syarif Dedy bergegas menuju toko sepatu.


"Bisa saya bantu dek?"tanya pelayan toko sepatu itu.


"Kak saya mau sepatu yang murah,yang ukuran 37"sahut dedy.


"baik dek tunggu sebentar"seru penjaga toko
Penjaga tokopun memberinya sepatu paling murah tapi berkualitas kepada dedy.


"Wahh sepatu ini bagus kak saya mau yang ini"ujar dedy sembari membayar sepatu yang ia inginkan itu.


Dengan hati yang sangat gembira dedy pulang membawa sepatu itu kerumah,sesampainya di rumah ayah dedy kebingungan melihat anaknya membawa keresek besar.


"Kamu dari mana ded,apa itu yang kamu bawa?"tanya ayah yang kebingungan.


"Ini sepatu pak,aku beli sepatu ini karna pak syarif memberi uang dan menyuruhku membeli sepatu baru"jawab dedy sembari memberi penjelasan.


Ayahnya tertunduk malu karna tak mampu membelikan anaknya sepatu baru di karnakan uang yang begitu pas pasan untuk kebutuhan sehari hari di rumah.


"Ibuu liat ini aku punya sepatu baru"ucap dedy yang begitu kegirangan.


"dapat darimana uang nya nak?"tanya ibu yang kebingungan.


"Ini pak syarif yang memberi buk"jawab dedy.


"Apa kamu sudah berterimakasih kepadanya?"tanya ibu.


"Sudah buu"sahut dedy sembari membuka sepatu itu.


Keesokan harinya dedy kembali berangkat sekolah bersama joni dengan sepatu barunya itu,di perjalanan dedy bertemu dengan seorang kakek tua yang sedang kelaperan.


"Nakk boleh minta sedikit rezekinya?"ujar pengemis tua itu.


"Aku punya 4ribu klo aku kasihkan kepada kakek ini aku bisa jajan ga ya?"tanya dedy di dalam hatinya.


Setelah berpikir panjang dedy langsung saja memberikan semua uang jajan nya kepada kakek tua itu, dedy dan joni pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah dedy beetemu kembali dengan pak syarif.


"Wahh sudah di belikan sepatunya nak, bagus sekali sepatu ini"ucap pak syarif.


"Sudah pak terimakasih banyak atas apa yang bapa kasih kepada saya,saya takakan lupa dengan kebaikan bapa ini"sahut dedy.


Di ruang kelas dedy memikirkan omongan pak syarif yg berkata bahwa sesama manusia kita harus saling membantu,dedy berjanji jika ia sukses nanti ia tidak akan lupa kepada sesama dan akan selalu membatu orang yang kesusahan seperti ia saat ini.


Jam istirahat,dedy kebingungan ia tak memiliki uang dikarnakan semua uang nya itu telah habis di berikan kepada kakek tua itu ia berjalan dan bertemu kembali dengan pak syarif yang nampaknya sedang sibuk melayani pembeli.


"Dedy kemari,apakah kamu sudah makan?"tanya pak syarif.


"Belum pak uang saya sudah habis di berikan kepada kakek yang kelaperan"sahut dedy sembari memegangi perutnya.


"Yasudah sini kemari nak bapa buatkan lotong kari untukmu"ujar pak syarif sambil mengajak dedy masuk kedalam tokonya.


"Terimakasih banyak pak,bapa selalu saja menolong saya"ucap dedy dengan nada yang sedikit pelan di karnakan perutnya sudah kelaperan.


Pak syarif membuatkan dedy semangkuk lotong kari ia langsung membawanya.


"Nih nak ayo makan,sudah kewajiban kita saling membantu perbuatanmu itu sungguh patut di contoh kamu rela memberikan uangmu sedangkan kamupun membutuhkan uang itu"ucap pak syarif.


Dengan begitu lahapnya dedy memakan lotong kari itu dan samapai tak tersisa apa apa di dalam mangkuknya.


"Ingat nak memberi tidak akan membuatmu menjadi miski"ucap pak syarif kembali.


"Baik pak terimakasih atas makanan yang bapa berikan semoga kebaikan bapa di balas oleh allah dan semoga setelah sukses nanti kita bertemu kembali"sahut dedy dan dedy pun kembali keruangan kelas untuk kembali belajar.


Seiring berjalannya waktu dedy beranjak dewasa dan ia sekarang sudah lulus kuliah hasil uang ayah dan ibunya menjual tanah harta satu satunya yang tersisa, dengan nilai yang begitu bagusnya dedy bercinta cinta ingin menjadi seorang pemimpin yang dermawan dan selalu mengayomi masyaratnya ia menyalonkan dirinya sebagai Bupati Purwakarta dan alhamdulillah ia terpilih menjadi seorang Bupati.


Dengan kerendahan dan cita cita ia yang akan selalu membatu terhadap sesama dedy selalu menolong masyarakatnya yang sedang kesusahan mengingat sang inspirasinya yaitu pak syarif ia selalu menyisihkan uangnya untuk di sedekahkan.

Di perjalanan dedy bertemu dengan kakek yang sedang mengayuh sepeda butut di pinggir jalan.


"Bapak jualan sapu?"tanya dedy.


"Iyaa nak"sahut penjual sapu.


"berapa satunya pak?tanya dedy yang hendak akan membeli semua sapu itu.


"Ini harganya 10ribu, dari pagi baru kejual 2 sapu"ucap penjual sapu.


"Coba itung saya beli semuanya"sahut dedy.


"Alhamdulillah akhirnya bisa bawa uang kerumah buat beli beras"rasa syukur penjual sapu.


Dedy memborong semua sapu sapu itu dan mengajak penjual sapu itu untuk makan siang bersamanya,sesampainya di sebuah lestoran dedy menanyakan asal muasal bapa tersebut.


"Bapa orang mana?"tanya dedy kepada bapak itu.


"Saya asli orang garut,pergi ke purwakarna karna mengadu nasib di sini"jawab bapa itu.


"Nama bapa siapaa?tanya dedy.


"Nama saya syarif"sahut bapa itu.


Dedy terkaget kaget karena ia bertemu dengan sosok inspirasi yang dulu baik kepadanya dan memberikan uang untuk membeli sepatu kepadanya.


"Pak syarif?ini dedy pak yang dulu pernah bapa bantu"ucap dedy.


"Masyallah dedy bapa ga nyangka bisa bertemu kamu disini, bapa kira kamu sudah lupa"sahut pak syarif dengan mata yang berkaca kaca.


"Saya tidak akan melupakan sosok pak syarif dalam kehidupan saya,karena bapa sudah banyak mengajarkan arti keikhlasan kepada saya"jawab dedy yang terharu dapat bertemu pak syarif kembali yang begitu lamanya tidak pernah bertemu lagi.


Dedy dan pak syarif pun melepas kerinduan dan bercerita banyak tentang keadaan nya ia begitu bahagia karna ia bisa membalas kebaikan pak syarif dulu kepadanya.Setelah selesai ia membayar sapu tadi.


"Pak syarif jadi berapa semua sapu nya?"tanya dedy.


"Satunya 10ribu itu ada 8 jadi semuanya 80ribu"jawab pak syarif.


Dedy membayar semua sapunya dan ia memberi uang kepada pak syarif yang begitu banyaknya.


"Ini pak uang dari saya untuk bapa,terimakasih banyak bapa telah menginspirasi saya hingga saat ini" sembari memberikan sebuah amplop berisikan uang yang begitu banyak.


"Alhamdulillah terimakasih banyak nak,bapa yakin pasti allah akan membalas semua kebaikanmu"dengan kesedihan yang begitu dalam pak syarif menerima amplop itu.


Dedy memerintahkan staf nya untuk mengantarkan pak syarif pulang kerumah,ia pun merasa sangat gembira karena telah bertemu seseorang yang begitu sangat menginspirasinya,dedy melanjutkan perjalanannya untuk rapat bersama pejabat lainnya.


Dedypun melanjutkan aktifitas layaknya seorang bupati yang sangat rendah diri dan senang berbagi kepada sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun