Di jalan-jalan penuh cahaya kota,
ada bayangan manusia yang terlupa.
Langkahnya pelan, menunggu belas kasih,
namun dunia sibuk mengejar gemerlap diri.
Ada anak kecil menatap kosong,
memeluk mimpi di trotoar dingin.
Suara perutnya lebih nyaring
dari riuh tawa mereka yang kenyang.
Kita berbicara tentang kemajuan,
tentang masa depan dan peradaban.
Namun, apa arti maju,
bila masih ada hati yang dibiarkan rapuh?
Kemanusiaan seharusnya sederhana,
menyapa, mendengar, dan berbagi rasa.
Bukan soal siapa yang lebih berdaya,
tapi siapa yang masih mampu merasa.
-RivaldoÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI