Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Indonesia, Hargai Pancasila

20 Desember 2019   17:32 Diperbarui: 20 Desember 2019   17:47 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Merah Putih

Mungkin sebagian kita menganggap cerita soal perjuangan dan cinta tanah air adalah sesuatu yang klise. Mungkin ada benarnya, tapi sebagian besar anggapan itu salah.

Cerita soal perjuangan dan cinta tanah air bukanlah hal yang klise. Kita liat umpamanya, kisah perjuangan rakyat Vietnam untuk merdeka dari kaum penjajah yang mula-mula Perancis kemudian Jepang dan kemudian Amerika Serikat ikut campur dalam krisis Indochina tersebut. Tercatat ikutcampurnya AS dalam konflik tersebut adalah konflik (perang) terlama AS dalam sejarah dan diakhiri dengan kekalahan AS.

Moment itu banyak menjadi setting beberapa film AS, meskipun sudut pandang mereka terutama dari sisi AS sebagai pembuat film. Mereka berkisah bagaimana mereka berjuang melawan rakyat Vietnam yang menuntut kemerdekaan bagi bangsa mereka. Meski selalu dibumbui dengan adegan heroic ala AS, kita melihat bahwa perjuangan rakayat Vietnam vs AS itu benar-benar luar biasa karena kita tahu kekuatan persenjataan AS di atas Vietnam sebagai negara adidaya. Kita tahu pada tahun 1955, AS seudah menunjukkan keperkasaannya sebagai 'polisi dunia' sehingga juga 'terjerembab' dalam pernah Vietnam.

Sedang rakyat Vietnam dengan senjata seadanya dan korban dari pihak Vietnam yang sangat besar. Mereka melawan dengan sekuat tenaga. Beberapa adegan di film ada yang terinspirasi dari kisah nyata misalnya, lembah yang berisi korban orang Vietnam yang tertanam di tanah dan berjumlah ribuan orang. Terlepas dari perjuangan orang Vietnam terhadap faham yang mereka yakini, perjuangan itu benar-benar luar biasa.

Jika misalnya kamera dan film sudah bisa menunjukkan perjuangan bangsa Indonesia sejak ratusan tahun lalu melawan VOC dan pemerintah colonial Belanda, bela negara yang dilakukan oleh para pahlawan kita juga luar biasa. Mungkin kita bisa lihat perang Diponegoro misalnya. Bagaimana seorang Pangeran dari Mangkunegaran yang tersisih dari keningratannya dapat melawan Belanda sedemikian gigihnya sehingga dia dibuang jauh ke Makassar.

Atau kita bisa lihat pertempuran yang dipimpin oleh Panglima Besar Sudirman yang begitu luar biasa. Beliau memimpin prajurit dengan gerilya dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur dan kembali lagi ke Jawa Tengah dalam keadaan sakit dan harus ditandu. Jangan bayangkan transportasi dan logistic saat itu seperti zaman sekarang karena harus naik turun gunung dan kehujanan kepanasan berhari-hari lamanya sambil berperang.

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa bagaiaman perjuangan untuk kemerdekaan bangsa sangat luar biasa. Belanegara yang mereka lakukan seringkali diluar kemampuan logika kita karena tak sedikit perjuangan yang membutuhkan pengorbanan nyawa.

Kini kita berhadapan dengan musuh dalam bentuk lainnya yaitu radikalisme. Radikalisme kini tetiba menjadi kerikil yang mengganggu kita sebagai masyarakat. Cara melawannya adalah memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia. Dengan begitu kita akan juga kuat sebagai bangsa.

Karena itu sudah selayaknya kita menghargai perjuangan itu dengan mengisi kemerdekaan dengan hal yang baik dan teladan. Jangan terjebak dalam perpecahan karena faham radikal. . Menghargai upaya pahlawan sama sekali bukan hal yang klise dan kuno. Menghagari itu juga menghormati keputusan-keputusan mereka yang sudah menetapkan Pancasila sebagai landasan utama bangsa kita. Tentu ini karena pertimbangan bangsa kita yang sangat majemuk.

Karena itu sangat tidak klise jika kita mengucapkan cinta tanah air dan bangsa kita bukan dengan berperang secara fisik, tapi mengisinya dengan bersatu dan memperjuangkan hal-hal yang baik untuk kemajuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun