Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saling Menghargai dalam Bermedia Sosial

8 Februari 2019   17:43 Diperbarui: 8 Februari 2019   18:15 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dinasihati orangtua ? Mereka mengingatkan soal pergaulan dan etika. Barangkali nasihatnya membosankan dan mengesalkan. Tapi tunggu. Mari kita lihat dulu .

Orangtua kita mungkin adalah orang yang lahir pada zaman Baby Boomers dan generasi X. Kalangan Baby Boomers lahir sebelum tahun 1961. Tipikal mereka adalah soal loyalitas, dan dedikasi dalam bekerja. Generasi ini juga amat memperhatikan kehidupan sosial.  Seringkali lingkungan sosial dan pekerjaan amat menghormati mereka.

Tapi mungkin diantara kita ada yang punya orang tua yang lahir pada tahun 1981-1980. Mereka disebut generasi X. Mereka dikenal sebagai generasi yang lebih fleksibel (dibanding baby boomers) dan lebih toleran terhadap perubahan. 

Ini dimungkinkan karena mereka mengalami berbagai konflik global seperti Perang Dingin, Perang Vietnam dan runtuhnya tembok Berlin. Mereka juga mengalami dua masa teknologi, yaitu ketika mereka remaja mereka mulai mengenal computer, internet dan dunia digital. Sesuatu yang sangat berbeda dari era sebelumnya.

Nah dua generasi ini dengan segala kelebihannya (fleksibilitas, kemapanan dan pengakuan pada mereka) seringkali bertentangan dengan generasi millennial yang lahir tahun 1981- 1994 dan generasi Z yang lahir tahun 1995 sampai 2010. Kenapa?

Dua generasi terakhir, lahir dan dibesarkan zaman dimana dunia digital berkembang pesat.  Ide-ide visonel dan inovatif lahir seiiring dengan perkembangan mereka. Gaya hidup dan pekerjaan yang menunjang gaya hidup juga amat mereka puja.

Video games, gadget, smatphone dan segala hal yang berbasis komputerized  taka sing bagi mereka. Malah sudah menjadi bagian dari mereka. Facebook dianggap kuno, tapi instagram , twitter dan snapcat akrab dengan mereka. Jadi tak herap setiap mereka makan di restoran mewah misalnya, tak jarang mereka foto dulu makan itu baru mereka makan

Dalam lingkup sosialisasipun mereka menggunakan media sosial. Misalnya menanyakan kabar. Atau memantau perkembangan mantan pacar yang sudah ditinggalkan.  Generasi ini agak jauh dari dunia sosial yang hangat dan yang mempertimbangkan persaudaraan. 

Keakraban hanya sebatas akrab di media sosial tanpa kehangatan riil. Sehingga seringkali dua generasi ini disebut generasi senyap; sebuah generasi yang tidak menganggap sebuah sapaan hangat adalah perlu.

Nah, empat generasi ini terjebak pada satu masa dimana sebagian dunia politik ditunjang oleh teknologi sehingga media sosial-lah yang banyak dipakai untuk melontarkan sebagian gagasan. Hanya saja gagasan-gagasan yang terlontar ini tak selalu dilakukan dengan santun, salah satu sebabnya adalah gagap teknologi dan literasi dunia digital amat rendah.

Mungkin kita pernah membaca artikel yang berkisah bahwa generasi tua (dalam hal ini baby boomer dan generasi X) adalah pihak yang kerap melontarkan ujaran-ujaran kebencian. Salah satu sebabnya adalah literasi digital yang amat rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun