Mohon tunggu...
Risscoklat
Risscoklat Mohon Tunggu... Petani - Perempuan.

Menulis adalah cara saya mengingatkan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menunggu Telepon dari Masa Lalu

7 Januari 2020   10:20 Diperbarui: 7 Januari 2020   10:55 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/799600108824012873/#amp

Hey!

Saya takut sekali denganmu, sungguh. Saya ingin menutup jendela, tapi saya tak mau. Ada telepon dari masa lalu yang sedang saya tunggu. Bukan kamu. Ya tentunya bukan kamu.

Ada yang ingin berwisata di hatimu!

Dan itu aku.

Mari saya koreksi lagi, saya tidak ingin kamu datang jauh-jauh hanya ingin membubarkan keteguhan hati saya. Definisi wisata tersendiri membuat saya berpikir ulang. Kau anggap saya itu apa! Jangan sembarangan. Hati saya masih teguh meski telah rapuh.

Kau tahu, jangan dekat-dekat. Sebentar lagi telepon saya akan berbunyi. Seseorang dari masa lalu pasti akan cepat menghubungi sambil mengatakan rindu dan keinginan bertemu yang membuat saya bersemu malu-malu. Maka jendela kamar saya tetap terbuka, membiarkan alam seisinya mengintip hati yang berdebar-debar.

Tapi aku ingin mengunjungi hatimu!

Jangan.

Jangan sekali-kali mengunjungi hati saya. Sampai kini pun masih terbata-bata. Saya masih menunggu telepon dari masa lalu. Ya, selalu. Sampai saya menggigil sendirian dan kamu pun harus pergi mengantongi penolakan.

Risscoklat
Temanggung, 7 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun