Mohon tunggu...
Rizky Pamungkas
Rizky Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Karyawan Swasta

ENTP-A

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cahaya Asia Terangi Hip Hop di Afrika

24 Desember 2022   09:38 Diperbarui: 24 Desember 2022   09:51 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
THE D Soraki asal Shounan, Jepang mengangkat trofi saat menjuarai "Red Bull Dance Your Style World Final 2022" di Johannesburg, Afrika Selatan. (Dok. RedBull.com)

Alunan instrumen musik yang keras dan terkadang mendayu tanpa sadar mengajak bergoyang dengan asik. Hip hop seakan menjadi budaya anak muda di seluruh dunia saat ini. Karena, hip hop tidak melulu tentang lagu. Namun, hip hop adalah seni estetika.

Mulanya, hip hop adalah sebuah gerakan sosial di awal tahun 70-an yang dipopulerkan seseorang beretnis Afrika-Amerika berjuluk Grandmaster Flash dan kelompoknya yang bernama The Furious Five. Mereka berasal dari area Bronx Selatan, Kota New York. Mereka mempopulerkan musik hip hop sebagai awal gerakan untuk memperjuangkan hak kulit hitam dari perbudakan yang terjadi pada saat itu. 

Hip hop generasi awal hanya diisi musik dari Disc Jockey (DJ) yang berisikan variasi bunyi-bunyian unik atau disebut dengan DJing/scratching. Seiring berjalannya waktu, musik-musik DJ mulai diisi dengan celoteh mulut atau biasa dikenal dengan MCing/rapping. Selain itu, hip hop juga identik dengan grafiti dan breakdance. Hingga saat ini, empat hal tersebut menjadi elemen wajib dari aliran hip hop. Itulah daya tarik keindahan yang harus ada dan terus bisa dinikmati.

Dan, pertengahan Desember lalu, sebuah acara bertajuk "Red Bull Dance Your Style World Final 2022" selesai diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan. Kompetisi tersebut dipelopori oleh Red Bull dan merupakan puncak dari rangkaian acara yang telah selesai diadakan di 33 negara dan diikuti 72 penari di seluruh belahan dunia, seperti Amerika Serikat, Kanada, Afrika Selatan, Jepang, Australia, Jerman, Austria, India, Uni Emirat Arab, Prancis, Spanyol, dan masih banyak negara lainnya.

Ya, sesuai judul acara, para dancers atau penari itu datang dan berkompetisi saling pamer ciri khas tariannya masing-masing. Dan, dalam final ini, hanya ada delapan dancers terpilih. Dalam pertarungan TOP 8 tersebut, JR Game VS Inxi, Perla VS King Da Vinci, Hector Frisken VS THE D Soraki, Yoshie VS Humuzza. Pada babak berikutnya, dancers Swedia Inxi menantang King Da Vinci asal Nigeria. Dan, THE D Soraki pemuda 19 tahun asal Jepang dipertemukan dengan Humuzza asal Kanada.

Humuzza ketika 'terbang' saat menghadapi THE D Soraki di semi-final. (Dok. RedBull.com)
Humuzza ketika 'terbang' saat menghadapi THE D Soraki di semi-final. (Dok. RedBull.com)

Jika melihat sejarah awal hip hop yang syarat memperjuangkan hak kulit hitam di Amerika, pada babak semi-final terasa sangat emosional bagi King Da Vinci dan Humuzza. Notabene, King Da Vinci adalah salah satu penerus hip hop di Afrika dan Humuzza merupakan turunan Afrika-Amerika yang lahir di Kanada. Mereka memiliki ciri khas tarian yang didominasi kecepatan patah-patah. Dan, keduanya dihadapkan oleh dua orang yang secara mendasar adalah 'orang luar' dari tradisi hip hop. Di sisi lain, Inxi memiliki gaya tarian yang luwes dan lambat, sementara THE D Soraki sangat musikal mengikuti alunan dan ketukan lagu.

Keluwesan gerak tangan dan kaki Inxi, penari asal Swedia. (Dok. RedBull.com)
Keluwesan gerak tangan dan kaki Inxi, penari asal Swedia. (Dok. RedBull.com)

Keunikan acara ini, pemenang dari setiap fase ditentukan oleh penonton, bukan juri. Mereka juga harus menarikan secara spontan setiap lagu yang diputar Disc Jockey (DJ) Melihat dari reaksi penonton, orang awam pun dapat menilai siapa yang akan melaju ke babak final. Tentu saja, King Da Vinci dipertemukan THE D Soraki. Dua dancers dengan ciri khas berbeda, tapi sama-sama memiliki kemampuan mempesona dalam setiap gerakannya. Pada tahap akhir "Red Bull Dance Your Style World Final 2022", keduanya imbang dalam perolehan suara penonton. Oleh karena itu, diperlukan satu pertarungan tambahan sebagai penentu.

King Da Vinci saat melepas baju di babak final. (Dok. RedBull.com)
King Da Vinci saat melepas baju di babak final. (Dok. RedBull.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun