Mohon tunggu...
Risma Wgt
Risma Wgt Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Berbagi wawasan, informasi, semangat, dan inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kendala PJJ di Era Pandemi

4 Agustus 2020   16:00 Diperbarui: 4 Agustus 2020   16:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kendala PJJ di Era Pandemi

Oleh : Risma Wigati

 Dalam rangka memutus rantai penyebaran virus corona, pemerintah khususnya kemdikbud menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dapat disebut pembelajaran dalam jaringan (daring). PJJ memungkinkan suatu kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah tanpa kegiatan tatap muka dengan memanfaatkan media online. Media online yang digunakan contohnya, WA Group, Google classroom, zoom meeting, dan e-learning yang dimiliki institusi pendidikan tertentu. Dengan dilaksanakannya PJJ diharapkan dapat mencegah kerumunan anak-anak di sekolah dan resiko tertular covid-19.

Namun, dalam penerapan PJJ sebagian besar peserta didik di Indonesia ternyata mengalami banyak kendala. Baik dari segi fasilitas, keefektifan belajar, maupun keadaan sosial ekonomi masyarakat sendiri. Hal inilah yang menjadi pr kita bersama, bagaimana agar dapat melaksanakan pembelajaran yang aman dari Covid-19. Sedangkan, meskipun di era adaptasi kebiasaan baru, belum semua daerah memungkinkan untuk pembukaan sekolah.

Melalui pengamatan dan pengalaman pribadi penulis, berikut ini adalah sedikit ulasan tentang kendala pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau daring.

  1. Keterbatasan fasilitas peserta didik     

PJJ yang dilaksanakan melalui media elektronik secara online memerlukan fasilitas penunjang yakni, smartphone, laptop, atau komputer. Media elektronik itulah yang umumnya dipakai dalam pembelajaran daring. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki handphone. Tetapi belum tentu setiap keluarga memiliki smartphone. Nah, hal ini akan muncul menjadi suatu kendala PJJ jika terdapat keluarga yang tidak memiliki smartphone. Mungkin karena kondisi ekonomi atau memang akses kemajuan teknologi yang belum merata. Lalu bagaimana solusinya? Mereka biasanya meminjam dengan tetangga atau teman. Tetapi bagaimanakah keefektifan pembelajarannya? Kalau meminjam apakah setiap hari harus memimjam? Atau mungkin menggunakan jasa warnet. Tetapi, biaya yang dikeluarkan tentunya lebih banyak. Kemudian, ada juga keluarga yang memiliki smartphone namun harus digunakan untuk beberapa anak sekaligus. Sehingga, mereka harus bergantian agar dapat mengakses pembelajaran.

2. Keterbatasan jaringan internet di beberapa daerah   

Tersedia fasilitas media elektronik tidak akan berarti lebih untuk daring jika tidak ditunjang dengan ketersediaan jaringan internet yang memadai. Karena mengakses media online memerlukan internet. Hal ini adalah problematika yang paling urgen ketika pembelajaran daring. Bagaimana tidak? Jaringan internet memang sudah tersedia di Indonesia dengan jasa penyedia yang bermacam-macam tentunya dengan tarif yang beraneka ragam pula. Namun, pertanyaannya sudahkan jaringan internet ini menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara merata?? Kita semua pasti sudah memahami apa jawabannya. Karena keterbatasan jaringan inilah, banyak peserta didik yang kesulitan mengakses pembelajaran online. Banyak pula di antara mereka yang harus naik gunung demi mendapatkan sinyal yang kuat. Bahkan berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapat tempat strategis dengan jaringan yang bagus. Sedangkan, jika terlambat mengakses pembelajaran, hal ini akan berdampak pada eksistensi peserta didik tersebut. Misalnya, mereka bisa saja tidak diabsen, ketinggalan materi atau diskusi, tidak dapat mengunggah file tugas atau video, tidak dapat melakukan presentasi, dan ujung-ujungnya mereka akan mengalami pengurangan nilai  dengan alasan keterlambatan karena dianggap kurang disiplin.

3. Ketersediaan kuota sebagai penunjang akses internet

Tersedia fasilitas (media elektronik), terdapat jaringan yang kuat, tetapi belum bisa digunakan untuk mengakses pembelajaran online jika tidak memiliki kuota yang cukup. Pulsa kuota juga merupakan penunjang yang penting dalam PJJ. Namun, tarif kuota sendiri dapat bermacam-macam tergantung jasa penyedia layangan internet (ISP) dan paket kuota yang dipilih. Tentunya, pembelian kuota menjadi salah satu pengeluaran baru. Namun, penghematannya dapat disiasati dengan memilih paket dan jasa penyedia layanan yang terjangkau dan memiliki sinyal yang bagus.

Memang akhir-akhir ini, sering kita mendengar keluhan baik dari orang tua kalangan peserta didik, maupun guru tentang pengeluaran ekstra untuk pembelian kuota. Sehingga, ada yang sampai mengajukan bantuan untuk pembelian kuota, ada juga suatu institusi yang memberi kuota gratis kepada siswanya. Mengingat kegiatan PJJ memerlukan dukungan kuota yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun