Mohon tunggu...
Risma Salwa Alifah
Risma Salwa Alifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku adalah manusia pembelajar. Dan sedang belajar untuk menjadi penulis. Dengan menulis, aku dapat melatih kemampuanku sejauh mana hasil belajarku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan Tinggi untuk Kaum Perempuan

14 Januari 2023   12:50 Diperbarui: 14 Januari 2023   13:11 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan (Jevi Nugraha, 2022). Saat ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan primer manusia untuk menjaga keberlangsungan hidup, generasi, dan untuk mencapai kehidupan yang sukses di masa depan. Setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1. Hal tersebut berlaku untuk seluruh masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, sampai saat ini masih ada masyarakat yang masih menganut budaya patriarki, mereka menilai bahwa hanya laki-laki saja yang memiliki keharusan dan dianggap penting untuk berpendidikan tinggi. Sedangkan kaum perempuan tidak diprioritaskan untuk berpendidikan tinggi karena anggapan tugas domestik perempuan yang akan menjadi tanggung jawab akhir kaum wanita nantinya. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022) bahwa Angka Pastisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) menurut jenis kelamin untuk laki-aki berada pada angka 28,91 dan perempuan pada angka 33,55. Hal tersebut membuktikan bahwa stigma di masyarakat mengenai pendidikan tinggi terhadap kaum perempuan perlahan mulai terhapus. Padahal jika hal ini terjadi sejak dulu, wanita tidak akan mengalami ketertinggalan.

Karai Handak & Kuswanto (2022) mengatakan "yang dapat mengangkat derajat dan martabat suatu bangsa tidak lain dan tidak bukan adalah dengan pendidikan itu sendiri". Adanya budaya patriarki membuat perempuan mau tidak mau menerima stigma masyarakat tersebut tanpa melakukan perlawanan, tetapi hal ini tidak membuat perempuan merasa ditindas. Hal tersebut sesuai dengan pandangan dari feminisme liberalis bahwa ketertindasan perempuan disebabkan oleh dirinya sendiri (Zalfa Nur Alya, 2022). 

Masyarakat memandang bahwa hanya laki-aki yang harus menempuh pendidikan tinggi agar mendapat pekerjaan yang layak dan mampu membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga perempuan hanya dapat mengikuti keputusannya. Kartini berujar bahwa tidaklah pantas jika perbedaan jenis kelamin menjadi batasan untuk pendidikan. Pendidikan menurut Kartini adalah sebuah cara yang dipakai untuk membuka wawasan masyarakat menuju tahap modernitas. Tahapan dalam menuju negara maju, dibutuhkan kesetaraan yang dapat membangun pagar suatu bangsa. (Karai Handak & Kuswanto, 2021). Maka, dengan menempuh pendidikan tinggi, perempuan akan memiliki derajat yang sama dengan laki-laki tanpa adanya batasan yang berarti. Dengan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, suatu bangsa akan lebih mudah untuk mencapai kemajuan karena adanya kerjasama antara keduanya yang menyatukan pemikiran mereka sehingga akan melahirkan pemikiran yang lebih baik.

Peran perempuan diabadikan dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa "Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya" (Agus Widyatama, 2016).  Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peran perempuan sangatlah besar. Seorang perempuan akan melahirkan pemimpin yang hebat kelak. Begitupula dengan pepatah yang mengatakan bahwa, "dibalik pria sukses ada perempuan hebat". Dari sini, kita bisa lihat bahwa kesuksesan seorang laki-laki sangat bergantung pada perempuan. Maka pendidikan menjadi penunjang yang sangat penting bagi perempuan. Karena dengan pendidikan, perempuan akan memiliki kecerdasan dalam emosional, problem solving, pendidikan kepada anak, akademis, juga memiliki akhlak mulia. Perempuan yang pintar, cerdas, juga memiliki akhlak mulia mereka akan mewujudkan pemimpin yang hebat. Apalagi saat ini kita sedang di era revolusi industri 4.0 yang segalanya serba canggih dan harus dihadapi dengan pemikiran yang kritis. Tanpa menempuh pendidikan, kita tidak akan mengetahui segala perkembangan-perkembangan yang terjadi dan bagaimana cara menghadapinya.

Perempuan memiliki peran yang sangat penting. Perempuan yang pintar, cerdas, dan berperilaku baik akan melahirkan pemimpin yang hebat yang bisa memimpin negara dengan baik. Dengan menempuh pendidikan tinggi akan menghasilkan kesetaraan derajat pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Adanya kesetaraan derajat tersebut merupakan sebuah kebebasan bagi perempuan untuk berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Karena itulah, emansipasi wanita dan kesetaraan gender sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu bangsa. Dengan begitu, hasil pemikiran perempuan dan laki-laki akan bersatu dan akan menghasilkan pemikiran yang lebih baik dibandingkan hasil pemikiran laki-laki saja.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widyatama. (2016, December 1). Wanita adalah tiang negara, ABG (All About Girls). Feb.Ub.Ac.Id.

Jevi Nugraha. (2022, January 17). Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli, Lengkap Beserta Tujuan dan Manfaatnya. Merdeka.Com.

Karai Handak, I. S., & Kuswanto, K. (2021). Menelaah Urgensi Pendidikan bagi Perempuan Sesuai dengan Pemikiran R.A. Kartini. Jurnal PTK Dan Pendidikan, 7(1). https://doi.org/10.18592/ptk.v7i1.4701

Zalfa Nur Alya. (2022, November 24). Stigmatisasi Masyarakat Terhadap Perempuan Berpendidikan Tinggi. Kompasiana.Com.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun