Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musholla Kecil di Sudut Diskotik

16 Oktober 2020   06:01 Diperbarui: 16 Oktober 2020   07:00 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa yang terlintas di benakmu mendengar kata diskotik atau club? Kurasa tak akan jauh dari minuman beralkohol dan rokok, musik bergenre EDM dari sang DJ yang menghentak, suasana hingar-bingar dengan tata cahaya nan apik, euforia orang-orang bergoyang heboh, dan wanita berpakaian seksi yang memenuhi setiap sudutnya. Mungkin juga narkoba, aku tak menafikannya.

Lalu muncul pertanyaan berikutnya, orang macam apa yang mendatangi diskotik atau club? Hedonis, anak gaul, pemabuk, wanita nakal, orang stress, atau sebutkanlah satu lagi. Yang jelas, hampir tiap pekan aku mendatangi diskotik atau club bersama kolega sekantor. Terserah kalian akan mengklasifikasikan aku yang mana, tapi dengarkan ceritaku dulu.

***

Malam mulai meninggi di kawasan Kemang. Cuaca sedikit berawan di penghujung 2019. Kulirik Tag Heur-ku, hampir pukul sebelas malam. Kuparkir Brio RS putihku agak jauh dari pintu masuk. Maklum, malam ini weekend, jadi ramai sekali. Kusapa ramah tiga orang security yang sudah mengenalku. Aku lalu menuju spot favorit kami di tempat ini. Aku orang terakhir yang tiba disana.

"Hallo guys, dah pada kumpul semua nih!" sapaku sambil ber-hi five pada kolega satu kantor di Bank ABC. Ada Frans, Leo, Randi, Joya dan Meta.

"Ah, ini dia manusianya baru dateng." Leo berujar sambil mematikan Marlboro Lights-nya.

Sengaja aku ambil posisi duduk di sebelah Meta. Pertama karena kami sama-sama tidak merokok. Kedua karena kami sama-sama tidak minum alkohol. Ketiga karena Meta cantik sekali malam ini, seperti biasanya. He... He... Dengan gaun sabrina merah marun dan high heels hitam, she look gorgeous. Sebenarnya sih aku naksir Meta, dan Meta juga sangat perhatian padaku.

"Minum dulu mas Ardi, udah aku pesenin softdrink tuh," ujar Meta sambil mengembangkan senyumnya yang manis sekali. Kuhirup softdrink beberapa teguk untuk hilangkan dahaga. Tiba-tiba kuteringat sesuatu.

"Ah, gue lupa belum sholat isya. Disini ada musholla ngga yah?" tanyaku setengah panik.

"Yaelah, udah clubing masih inget sholat aja. Udah ntar aja pulang clubing, kan masih keburu." sergah Frans sambil menenggak Chivas Regal-nya.

"Iya, bro. Nanti aja. Lagian di tempat kayak gini emang ada musholla?" dukung Leo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun