Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ikan Kuah Asam dan Papeda di Hari Minggu

1 Desember 2019   17:37 Diperbarui: 1 Desember 2019   17:45 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : dokumen pribadi

Bumbu ikan kuah asam modifikasi saya juga cukup simpel. Bumbu yang dihaluskan sama, hanya tanpa bawang putih dan ditambah cabai merah. Jika suka agak kental tambahkan sedikit kemiri.  Bahan yang diiris yaitu tomat merah, daun bawang, dan daun jeruk.  Tumis semua bumbu dan sebatang serai yang digeprek hingga harum dan masukkan air secukupnya.

Setelah mendidih masukkan air asam dan ikan, serta segenggam daun kemangi, garam dan penyedap sesuai selera. Jangan memasak ikan nila di dalam kuah terlalu lama, mengingat  tekstur dagingnya yang  lembut akan mudah hancur. 

Ikan kuah asam ala mama mertua warna kuahnya cenderung kuning. Tetapi  karena penghuni rumah ini penyuka pedas, warna kuahnya jadi merah menyala agak jingga. Karena cukup banyak memakai cabai merah dan cabai rawit merah. 

Ikan kuah asam enak dimakan dengan nasi putih, nasi merah, atau  singkong rebus. Bukan hanya dimakan untuk "makan besar" sebagai santapan siang atau malam. Ikan kuah asam dengan singkong rebus biasanya juga dijadikan lepeng. Yaitu "teman" untuk minum moke. Moke adalah minuman  tradisional beralkohol dari Flores. 

Duduk melingkar beberapa orang di atas bale bambu di halaman rumah. Mengobrol sambil bergantian meneguk moke dengan lepeng singkong rebus dan ikan kuah asam adalah hobi para lelaki di Maumere, yang tetap dilestarikan  di tanah perantauan termasuk di Yogya ini. 

Bergerak ke timur dari NTT. Bertemu kuliner unik yaitu papeda. Papeda adalah salah satu makanan pokok  dari  Papua, juga Maluku. Meski saya sendiri kurang paham Papua bagian mana. Kalau hasil browsing di Kumparan dikatakan dari daerah Sentani, juga Adrab, dan Manokwari. Mencari papeda di Babarsari sangatlah mudah.


Hanya berjarak 50 meter dari rumah kami ada warung masakan Papua yang sangat laris. Sehingga saya tidaklah heran dengan rasa papeda. Di Babarsari komunitas Indonesia Timur memang  terbilang cukup banyak, terutama dari kalangan mahasiswa, dan juga keluarga-keluarga.  

Papeda boleh dibilang bubur sagu. Dibuat dari tepung sagu. Papeda dimakan dengan lauk layaknya nasi. Salah satu pasangan makan papeda yang juga kuliner Papua adalah ikan kuah kuning. Ikan kuah kuning ini rasanya tidak jauh berbeda dengan ikan kuah asam dari Maumere. Sehingga Papeda dari Papua dan ikan kuah asam khas Maumere sungguh cocok.

Saya lebih suka membuat papeda sendiri daripada harus membeli. Meski papeda saya boleh dibilang kw (hehehe) tetapi rasanya tak beda dengan di warung sebelah. Tepung sagu yang saya pakai adalah tepung sagu keluaran pabrik. Saya  memilih yang warnanya putih bersih sehingga hasil papeda nya juga nantinya putih bersih. 

Memasak papeda sangat mudah. Tepung sagu sekitar dua centong sedang di baskom plastik dilarutkan dengan sedikit air. Tambah air perasan  jeruk nipis secukupnya. Masaklah air di ceret sampai benar-benar panas dan mendidih, mengebul-ngebul asapnya. Setelah itu tuanglah air panas perlahan ke dalam baskom yang sudah ada larutan tepung sagu tadi.

Aduklah dengan sendok atau centong kayu dengan gerakan agak cepat, sampai sagu benar-benar mengental, menjadi bubur yang menggumpal dan lengket. Papeda siap disajikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun