Mohon tunggu...
Risky Wahyu Permana
Risky Wahyu Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, NIM 24107030083

Bicara yang Mencerahkan, Bergerak yang Memberdayakan, Menulis yang Menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pernah Deg-degan Pitching Ide? Ternyata Begini Cara Biar Didengerin (dan Diterima!)

8 Juni 2025   21:05 Diperbarui: 8 Juni 2025   21:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moment Pitching dengan Investor (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pitching ide itu nggak gampang. Apalagi kalau yang kamu hadapi adalah juri lomba internasional... atau bahkan investor beneran. Deg-degan? Jelas. Takut salah ngomong? Banget. 

Tapi dari dua pengalaman penting dalam hidup saya, saya belajar satu hal: pitching itu bisa banget dipelajari dan bahkan bisa jadi titik balik ide kamu jadi nyata. Saya pernah mengikuti kompetisi internasional business plan dari Youth Excursion Network dan berhasil menjadi Juara 2. Waktu itu, saya bawa ide aplikasi PanLearn aplikasi belajar offline untuk anak-anak sekolah di daerah 3T. Konsepnya simpel tapi berdampak: "Learning everything in your school with just one click."

Moment Pitching Aplikasi PanLearn (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Moment Pitching Aplikasi PanLearn (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Beberapa waktu setelahnya, saya juga pitching langsung ke investor untuk memperkenalkan ide event organizer saya. Hasilnya? Event-nya jalan dan aktif sampai sekarang. Kamu bisa cek sendiri di Instagram @mudaXperience.

Instagram MudaXPerience (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Instagram MudaXPerience (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari dua momen itu, saya belajar bahwa cara kita menyampaikan ide bisa jauh lebih penting daripada seberapa hebat ide itu sendiri. Dan di artikel ini, saya mau bantu kamu juga siapin diri buat pitching entah itu buat lomba, program, atau cari investor.

Dimulai dari Masalah, Bukan Langsung Solusi

Waktu saya ikut lomba PanLearn, saya nggak langsung buka dengan fitur aplikasi. Saya mulai dari cerita. Tentang anak-anak di daerah yang susah sinyal, yang nggak bisa ikut kelas daring, dan yang ketinggalan materi sekolah cuma karena teknologi belum merata. Di situ, saya bangun emosi dan perhatian.

Baru setelahnya saya masuk ke ide: aplikasi offline yang tetap bisa diakses walau tanpa internet. Pitching yang kuat selalu mulai dari masalah nyata, yang bisa dirasakan oleh pendengar, sebelum menyodorkan solusi canggih.

Bikin Cerita, Bukan Cuma Data

Saya belajar bahwa orang lebih mudah ingat cerita dibanding angka. Saat pitching ke investor untuk event organizer, saya nggak langsung ngomongin proyeksi keuntungan atau target pasar. Saya mulai dari keresahan: banyak pemuda punya ide bikin event, tapi nggak ngerti mulai dari mana. Saya dulu salah satunya.

Dari cerita itu, saya munculkan solusi: platform edukatif dan eksekutor event yang bisa membina anak muda untuk bikin event mereka sendiri. Dan lahirlah @mudaXperience. Dari sana, investor nggak cuma lihat angka, tapi juga nilai sosial yang ingin dibangun.

Latihan, Jangan Asal Ngomong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun