Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dewasakan Cara Pandang untuk Kehidupan Sosial yang Lebih Nyaman

29 Agustus 2020   14:29 Diperbarui: 30 Agustus 2020   17:55 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.dream.co.id)

Sadarkah jika hal-hal yang sering kita dengar di atas adalah beberapa dari sekian banyak bentuk pemikiran stereotipe masyarakat kita atau dalam hal ini penilaian yang didasarkan atas penampilan fisik seseorang?

Dan lihat saja, bahkan mereka yang good looking-pun tak luput atas komentar-komentar demikian. 

Apakah mereka yang cantik atau tampan hanya menjual fisik mereka untuk bisa diterima dalam lingkungan sosial dan pekerjaan mereka?

Apakah mereka tidak memiliki kemampuan lain yang menjadikan mereka bisa diterima dalam sebuah lingkungan? 

Mereka juga punya ilmu dan attitude yang dimiliki semua orang. Lalu mengapa hanya karena mereka dianugrahi fisik menawan menjadikan kita berkomentar secara negatif tanpa peduli usaha dibalik proses mereka untuk dapat diterima?

Bukan artinya saya membela mereka yang good looking, namun ini sebagai perumpamaan yang nyata dalam lingkungan sekitar kita bahwa yang good looking pun bisa mendapat komentar kebencian, apalagi yang dikategorikan tidak good looking-kan? Akan ada lebih banyak komentar tentang fisik yang mungkin didapatkan oleh mereka.

Karena sekali lagi, stereotipe sendiri adalah penilaian atas seseorang berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dikategorikan. Dan siapa kah yang memberi persepsi atas kelompok-kelompok tersebut?Tentu kita sendiri. Kita lah yang menggolongkan kelas-kelas tersebut dan akhirnya dijadikan suatu bentuk pembelaan atau pembenaran jika.

Dan sadarkan kita bahwa penggolongan-penggolangan tersebut pun akhirnya bisa menjadi bumerang atas diri kita sendiri. Anggapan orang kebanyakan yang mungkin memaklumi mereka yang tinggi hati karena bergelimpang materi, bisa membentuk karakter yang cenderung negatif. 

Bisa saja ketika seseorang merasa memiliki banyak materi membenarkan dirinya yang bersikap tinggi hati karena dia merasa toh orang lain pun akan memaklumi sikapnya yang begini.

Dan bukankah itu baru hanya sebuah persepsi atau pendapat dari segelintir oran? Karena tidak semua yang berada dalam kelompok yang dikategorikan tersebut memiliki nilai yang sama. Ada yang melakukan hal-hal sebagaimana orang kebanyakan berkomentar, namun sekali lagi, tidak semuanya. Dan adilkah jika kita selalu menilai orang hanya berdasarkan persepsi atas dimana orang tersebut dikategorikan?

Hal di atas adalah gambaran yang ingin saya sampaikan atas bagaimana masyarakat kita masih bersikap stereotipe. Tidak pandang bulu, entah good looking atau tidak. Kaya atau tidak. Pintar atau tidak. Semua pernah mendapatkan penilaian judgmental yang demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun