Mohon tunggu...
Riska Elseria Sijabat
Riska Elseria Sijabat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

S1 Pendidikan Sosiologi 2019 Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

10 Mei 2020   16:29 Diperbarui: 15 Juli 2020   14:45 35312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2020 ini, dunia diguncangkan oleh munculnya sebuah virus misterius yang dikenal dengan COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Awal munculnya virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. 

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. 

Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. 

Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Ribuan bahkan ratusan manusia telah terpapar virus di ini, dan tidak sedikit menjadi korban meninggal. Penularan yang sangat cepat dan sulitnyta mendeteksi virus ini membuat seluruh masyarakat dunia menjadi was-was dan khawatir. 

Penularan lewat kontak manusia sulit diprediksi karena aktivitas sosial yang sulit sekali dihindari merupakan alasan penyebab terbesar penularan dari virus ini. 

Meledaknya jumlah penyebaran virus ini, membuat rumah sakit dan para tenaga medis menjadi kewalahan dalam menangani berbagai pasien, dan yang lebih memprihatinkan adalah karena kurangnya APD (Alat Perlindungan Diri) yang dimiliki oleh rumah sakit yang membuat beberapa Dokter dan tenaga medis lainnya ikut terpapar dan meninggal dunia. Sangat miris bukan?

Rumitnya pengobatan virus ini, membuat para pemerintah dunia juga menggerakkan sebuah kebijakan untuk mencegah rantai virus ini. 

Tidak seperti Negara-negara lain, yang mengambil kebijakan lockdown Indonesia justru mengambil kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kebijakan ini dibuat juga mempertimbangkan dampak dan pengaruh yang ditimbulkan agar tidak sebesar jika lockdown dilakukan. 

Kebijakan lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah seperti Social Distancing dan Physical Distancing, membatasi interaksi sosial dengan orang lain, mengurangi kegiatan di luar rumah dan tetap dirumah saja.

Kebijakan ini membawa dampak yang sangat besar di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan yang lainnya. Dan yang mendapat pengaruh terbesar adalah bidang ekonomi, karena dampak ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat dengan perekonomian di bawah saja, melainkan seluruh lapisan di masyarakat. 

Karena, hal ini menyebabkan laju perekonomian akan terhambat, tidak hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia. Tidak hanya itu saja, perdagangan, pariwisata, yang merupakan penopang ekonomi menjadi terhalang akibat munculnya virus ini.

Bidang yang juga ikut terkena imbas dari munculnya virus ini adalah bidang pendidikan. Kementerian di berbagai Negara telah mengambil langkah di setiap sekolah dan universitas untuk melakukan pembelajaran melalui internet. 

Sebulan yang lalu, sebagian besar sekolah-sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi di Indonesia  telah menutup sistem PBM (Proses Belajar Mengajar) yang dilakukan seperti biasanya menjadi sistem pembelajaran daring.  

Pembelajaran online ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan proses menghentikan penyebaran virus melalui interaksi langsung di antara orang banyak. 

Peralihan proses pembelajaran yang dulunya melalui tatap muka menjadi online tentunya memaksa berbagai pihak untuk dapat mengikuti proses dan alurnya, supaya sistem pembelajaran tetap berjalan dengan baik. 

Namun ternyata, sistem ini tidak berjalan se-efektif yang kita bayangkan, bahkan seluruh pihak mengalami kesulitan, tidak hanya siswa, orang tua, guru, dan pemerintah ikut merasakannya.

Pembelajaran online ini memberikan dampak yang sangat besar, baik dampak positif dan juga dampak negatifnya. Seperti yang kita lihat, dari seluruh masyarakat tidak seluruhnya melek teknologi, baik guru, siswa, dan orang tua masih ada yang dalam tahap adaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini.

Apalagi masyarakat yang ada di desa atau pedalaman juga para masyarakat yang lahir di zaman tahun 1960-an tentu sangat susah untuk mempelajarinya lagi terutama guru, masih banyak guru-guru yang belum mahir dalam mengaplikasikan teknologi zaman ini. 

Sama halnya dengan siswa/ mahasiswa, masih amatir dalam menggunakan teknologi, diakibatkan oleh kurangnya sarana teknologi pendukung pembelajaran di sekolah mereka, sehingga sistem daring ini kurang efektif bagi mereka, bukan menambah pengetahuan melainkan kurang memahami pembelajaran yang mereka terima. 

Namun di sisi lain, kegagapan teknologi ini menjadi suatu pemacu untuk setiap pihak yang terkait pembelajaran online ini, menjadi lebih serius dan mendalami sistem teknologi agar semakin mahir dalam menggunakannya, tidak hanya untuk pembelajaran daring, namun juga untuk kehidupan sehari-hari.

Terlepas dari kegagapan teknologi, ternyata yang ikut menjadi masalah adalah kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap pihak. 

Banyak guru dan juga siswa yang tidak bisa memenuhi fasilitas teknologi ini, jangankan untuk memenuhi bagian ini, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga masih kesulitan. Dan masalah ini, kerap dirasakan oleh masyarakat kita yang berada di perekonomian menengah hingga bawah. 

Seperti contoh, adanya kuliah daring mengharuskan mahasiswa memiliki laptop dan juga handphone. Namun ternyata masih ada mahasiswa yang tidak memiliki laptop hanya memiliki handphone.

Sedangkan untuk mengerjakan tugas kuliah dan sebagainya harus sistem ketik dan kirim lewat softcopy, maka mahasiswa yang tidak memiliki laptop akan kesulitan, dan warung internet di berbagai daerah saat ini pasti tutup akibat adanya kebijakan PSSB, tidak hanya merasakan kesulitan, mungkin saja mahasiswa tersebut bisa berhenti kuliah.

Masalah lain yang ikut menjadi dampak pembelajaran online ini adalah jaringan internet dan biaya. Di Indonesia khususnya, masih banyak daerah-daerah yang tidak memiliki atau kurang akses internetnya, sehingga para mahasiswa atau siswa yang bertempat tinggal di wilayah ini akan merasa kesulitan dalam mengikuti kelas online. 

Sehingga tidak sedikit para siswa dan mahasiswa yang rela untuk memanjat pohon atau pergi ke bukit-bukit agar tetap bisa mengikuti kelas online. 

Selain itu, jaringan internet tidak akan berjalan jika tidak ada biaya. Namun, tidak semua orang memiliki biaya yang cukup untuk membeli kuota, apalagi pada saat ini, harga kuota juga semakin melonjak tinggi akibat meningkatnya permintaan masyarakat akan kuota karena interaksi masyarakat saat ini telah beralih kepada sistem online. 

Kembali kepada masyarakat yang memiliki ekonomi yang rendah, akan kesulitan untuk membeli kuota.

Akibat adanya pembelajaran online, pemerintah akhirnya membuat kebijakan untuk meniadakan UN bagi siswa SMA, SMP, dan SD. Kebijakan ini dilakukan selain untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, juga dilakukan karena banyak siswa yang kesulitan menghadapi UN. 

Menurut Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, UN ditiadakan pada Tahun 2021 yang akan datang, namun melihat situasi dan kondisi akibat COVID-19 kebijakan ini terpaksa dilakukan. 

Jika UN tetap dilakukan, akan menyulitkan para siswa, atau bahkan bisa stress, apalagi UN dianggap hal yang menakutkan, bisa-bisa tubuh para siswa kekurangan imun, dan akan rentan terkena virus terutama Virus Corona. 

Disamping itu, UN bukan lagi penentu untuk kelulusan, melainkan nilai rapor mulai dari semester satu hingga semester akhir siswa selama di sekolah ditambah dengan nilai Ujian Sekolah yang diadakan oleh masing-masing sekolah.

Di sisi lain, ada juga dampak positif yang ditimbulkan oleh pembelajaran online sendiri. Melalui pembelajaran online ini, seluruh pihak atau bahkan masyarakat akan ikut mempelajari teknologi dan seperti yang kita tahu teknologi adalah pendukung dalam berjalannya Revolusi Industi 4.0, dengan begitu masyarakat sedikit demi sedikit akan mulai mempersiapkan diri menghadapi Revolusi yang akan kita hadapi nantinya. 

Sisi positifnya yang lain adalah para mahasiswa dan siswa akan lebih santai dalam mengikuti pembelajaran online ini, juga dapat mengulang-ulang pembelajaran tersebut. 

Pembelajaran online ini, memang tidak asing lagi untuk dilakukan, terutama di Negara maju. Namun, untuk Indonesia sendiri hal ini masih sangat mula untuk dilakukan karena masih banyak aspek yang harus dipertimbangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun