Banyak kegagalan yang menjadikan sesorang mudah untuk menyerah dan berakhir manyalahkan takdir dan keadaan dengan dalih aku sebagai korban. Mungkin dapat juga berawal dari banyaknya standar yang digaungkan oleh beberapa orang dalam social media sehingga setiap kali melihat orang sukses diri kita merasa pesimis tidak akan pernah bisa seperti mereka, hal tersebut seharusnya dapat memotivasi kita untuk menciptakan kesuksesan versi diri kita dan mematahkan standar kesuksesan dari orang lain.Â
Pembagian buku ini terdapat 24 pembahasan tentang bagaimana seharusnya kita dalam menjalankan kehidupan dan mendapatkan pekerjaan. Namun, beberapa pembagian yang terkesan menarik menurut saya, diantaranya:
Bagian 2: "Bu, Aku Gagal Masuk Universitas Negeri."Â
Bagian 8: Apakah Kuliah itu Penting?
Bagian 12: Kenapa Pendidikan di Indonesia Begini Banget?
Gambaran Isi Buku
Bagian 2: "Bu, Aku Gagal Masuk Universitas Negeri."
Fenomena kegagalan ketika akan memasuki universitas negeri seringkali menjadi olokan orang-orang, sebab tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan bergengsi. Selain itu, kebanyakan dari para masyarakat mengira bahwa impian masuk ke universitas negeri merupakan sebuah langkah yang sering dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan.
Penulis pada bagian ini mengajak kepada para pembaca untuk melihat lebih jauh dan menemukan hikmah yang tersembunyi di balik peristiwa tersebut. kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Bahkan, kegagalan dapat menjadi titik awal dari pencarian diri yang lebih dalam, dan seringkali memberikan pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan melalui keberhasilan semata. Keberhasilan tidak hanya diukur dengan ukuran yang baku, seperti universitas bergengsi atau pencapaian akademis semata. Sebaliknya, keberhasilan sejati lebih banyak ditentukan oleh bagaimana kita menghadapi kegagalan, bagaimana kita belajar dari kesalahan, dan bagaimana kita terus maju dengan semangat yang tidak pernah padam.
Penulis menunjukkan bahwa keberhasilan tidak harus selalu diukur dari label universitas atau gelar yang tercantum di ijazah. Terkadang, kapasitas diri seseorang untuk sukses jauh lebih penting daripada sekadar berasal dari universitas bergengsi. Ada banyak individu yang memiliki potensi yang luar biasa meskipun mereka tidak lulus dari universitas negeri atau tidak menempuh jalur pendidikan formal yang "terbaik."
Sebuah perguruan tinggi, meski memiliki reputasi tinggi, bukan jaminan bahwa lulusannya akan sukses dalam kehidupan. Sebaliknya, seringkali, mereka yang belajar di universitas dengan reputasi biasa saja mampu meraih prestasi besar karena mereka memiliki semangat juang yang tinggi, kreativitas, dan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi.Â