Mohon tunggu...
Risalno A. Ninu
Risalno A. Ninu Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Suka politik

Bae Sonde Bae Flobamora Lebe Bae

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gubernur NTT Viktor Laiskodat: Orang Miskin Dilarang Beranak

30 Juni 2020   19:28 Diperbarui: 1 Juli 2020   09:46 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wow...Luar biasa pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur(NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, SH. Saya pun di buat penasaran lalu mencari di mesin pencarian google dan di media online muncul banyak frame berita mengenai pernyataan gubernur NTT tersebut. 

Pernyataan Gubernur Laiskodat yang melarang "Orang miskin jangan beranak" ini masih berkaitan dengan penanganan kemiskinan di provinsi yang ia pimpin. Perlu di ketahui bahwa NTT adalah provinsi termiskin no. 3 di Indonesia. 

Lalu apakah menangani kemiskinan di NTT harus dengan cara melarang orang miskin berkembang biak? Apakah hanya orang-orang kaya yang boleh berkembang biak? Jawabannya tentu tidak, kita semua memiliki hak yang sama untuk berkembang biak di muka bumi selama kita masih hidup.

Kemiskinan di NTT bukan hanya faktor kelahiran yang semakin meningkat tapi faktor alam juga menjadi penyumbang terbesar angka kemiskinan di propinsi tersebut karena NTT adalah propinsi yang terkenal tanahnya gersang dan tandus, beriklim kemarau panjang. Hal seperti ini hanya bisa diatasi dengan berinovasi dan perlu terobosan-terobosan baru yang tepat sasaran karena kondisi masyarakat sekarang adalah  bergantung pada apa yang sedang berlangsung.

Saya kutip pernyataan Gubernur Laiskodat dari media online Warta Nusantara "Kita di NTT masih jadi provinsi ketiga termiskin hasil perkalian atau penjumlahan orang bodoh dan malas. Sudah malas stunting lagi. Orang miskin di NTT hobi melahirkan". 

Pak Gubernur untuk menekan angka kemiskinan bukan harus dengan cara melarang orang miskin beranak, mereka yang miskin inilah yang mayoritas memilih anda berjalan mulus menuju Gedung Sasando (Kantor Gubernur NTT) dengan harapan ada kemajuan bukan di beri statment yang menyakiti mereka. 

Mengatasi kemiskinan di NTT butuh kerja keras, mereka yang miskin ini diberi perhatian, perlu penyuluhan, diberi pengertian, diberi bantuan, disediakan faskes yang memadai, disediakan ahli gizi, dokter, perawat dan atau tenaga medis yang berkompeten di bidangnya masing-masing. 

Melarang orang miskin beranak sama saja melanggar hak asasi setiap orang. Masyarakat"bodoh"lalu apakah kita akan membiarkan mereka tetap dalam kebodohan? Tentu tidak, orang bodoh butuh guru untuk di didik, di dampingi, di bina, di ajar untuk menjadi pintar, dan untuk lebih mengerti bukan di kucilkan apa lagi mempermalukan mereka dengan pernyataan yang tidak pantas. 

NTT butuh pemimpin yang kreatif dan inovatif bukan hanya sekedar gubernur yang jago melontarkan kata-kata yang indah bak kata bijak,jago melontarkan kata-kata yang kontroversial,tapi butuh orang-orang yang mau bekerja, mau kerja sama, semangat gotong royong, bahu membahu membangun NTT menuju provinsi yang maju dan mandiri. 

Tentu itu adalah harapan dan cita-cita kita semua, mewujudkannyapun tidaklah mudah, butuh tenaga, pikiran dan SDM yang memadai untuk mewujudkannya. Seorang pemimpin harus selalu memberi semangat, motivasi dan contoh yang baik bagi masyarakat, menjadi penghubung atau jembatan bagi rakyatnya jangan sampai kita mempertontonkan kegagalan kita di depan publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun