teknik, atau lembaga bantuan konstruksi bisa menjadi jalan keluar agar pesantren dapat berdiri kokohÂ
dalam koridor aman. Sebagai masyarakat luas, kita juga punya tanggung jawab moral jangan hanyaÂ
menyumbang berdasar simpati, tetapi pastikan bahwa pembangunan yang kita dukung dibangunÂ
dengan standar minimal keselamatan. Donasi yang disalurkan tanpa pengawasan bisa memperparahÂ
risiko, sama seperti memberi modal pembangunan tanpa pertimbangan teknis.
Tragedi Al Khoziny harus menjadi momentum kebangkitan kesadaran kolektif di seluruh Indonesia.Â
Tidak boleh lagi ada korban jiwa karena kelalaian struktur. Kecuali jika setiap pondok pesantren,Â
sekolah keagamaan, dan fasilitas sosial dibangun dengan pertimbangan mutu dan keselamatan, kitaÂ
terus berada dalam potensi bencana yang menunggu waktu. Mengakhiri opini ini, kita harus melihatÂ
bahwa setiap nyawa yang hilang adalah kegagalan bersama. Kegagalan dalam regulasi, pengawasan,Â
kepedulian teknis, dan kolaborasi antar elemen bangsa. Ke depan, membangun ilmu, iman danÂ