Dengan seluruh beban finansial yang dihadapi pihak klub, tentunya kebijakan mengenai larangan suporter tandang sangat mendiskreditkan pihak pengelola, menambah beban serta tindakan yang harus dipikirkan guna tetap bertahan menyandang nama kota kebanggaan di lapangan hijau. Sudah saatnya pihak federasi beserta I.League, membuka mata untuk disadari akan krusialnya kebijakan tersebut.
Jika memang larangan tersebut merupakan arahan FIFA, maka sudah sangat penting untuk melayangkan statement atau surat resmi dari FIFA ke permukaan, serta segera mungkin melaksanakan mediasi serta negosiasi. Bukan hanya demi menjaga atmosfer kompetisi, tetapi juga untuk memastikan jalur pemasukan klub tidak semakin terhimpit.
Bagi klub, pembatasan seperti ini mengurangi salah satu jalur pemasukan yang dapat membantu menutup beban operasional. Dengan biaya gaji tinggi dan pemasukan stagnan, siklus masalah menjadi jelas: pemasukan terpangkas, beban tetap tinggi, tunggakan gaji pun terjadi. Kita tidak ingin lagi melihat klub kebanggaan kita, terseok-seok di tengah musim, menunggak kewajiban pemain serta official, bahkan hingga hilang menjadi klub lain tanpa identitas yang jelas, yang penyebab utamanya  adalah masalah finansial, terputus dari akar sejarah dan basis budaya suporternya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI