Mohon tunggu...
Riro Adnan Saputro
Riro Adnan Saputro Mohon Tunggu... Seorang yang iseng menulis dengan biasa-biasa saja melalui kacamata sempit permainan sepak bola

Haloo, Terimakasih sudah mampir di halaman profil saya. Mari berkenalan sedikit, saya seorang yang biasa-biasa saja, meskipun begitu hidup tetap mesti berjalan. Terakhir saya seorang fans Manchester United garis keras.!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menjelang BRI Super League, Tunggakan Gaji Hingga Larangan Suporter Tandang Menjadi Sorotan

13 Agustus 2025   21:06 Diperbarui: 13 Agustus 2025   21:06 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yunus Nusi (kiri) dan Ferry Paulus (kanan), saat sesi Press Conference terkait National Dispute Resolution Chamber Indonesia (NDRC) (Bola.com)

Dengan seluruh beban finansial yang dihadapi pihak klub, tentunya kebijakan mengenai larangan suporter tandang sangat mendiskreditkan pihak pengelola, menambah beban serta tindakan yang harus dipikirkan guna tetap bertahan menyandang nama kota kebanggaan di lapangan hijau. Sudah saatnya pihak federasi beserta I.League, membuka mata untuk disadari akan krusialnya kebijakan tersebut.

Jika memang larangan tersebut merupakan arahan FIFA, maka sudah sangat penting untuk melayangkan statement atau surat resmi dari FIFA ke permukaan, serta segera mungkin melaksanakan mediasi serta negosiasi. Bukan hanya demi menjaga atmosfer kompetisi, tetapi juga untuk memastikan jalur pemasukan klub tidak semakin terhimpit.

Bagi klub, pembatasan seperti ini mengurangi salah satu jalur pemasukan yang dapat membantu menutup beban operasional. Dengan biaya gaji tinggi dan pemasukan stagnan, siklus masalah menjadi jelas: pemasukan terpangkas, beban tetap tinggi, tunggakan gaji pun terjadi. Kita tidak ingin lagi melihat klub kebanggaan kita, terseok-seok di tengah musim, menunggak kewajiban pemain serta official, bahkan hingga hilang menjadi klub lain tanpa identitas yang jelas, yang penyebab utamanya  adalah masalah finansial, terputus dari akar sejarah dan basis budaya suporternya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun