Agama dan Pancasila adalah dua hal yang melekat pada nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Kedua hal ini merupakan dua hal yang sama sekali tidak bertentangan karena nilai-nilai agama terkandung dalam Pancasila. Islam adalah agama, sedangkan Pancasila adalah falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Islam dapat hidup dan berkembang dalam negara Pancasila.
Saat ini, konteks perdebatan antara umat Islam dan nasionalis tidak pernah berakhir dengan pembahasan ideologi Pancasila dan Islam serta memiliki sudut pandang yang berbeda. Perdebatan antara dua ideologis tersebut tidak hanya berhenti pada tatanan negara, tetapi juga muncul pada tatanan masyarakat yang meyakini Pancasila sebagai konsep yang bulat.
Tentu dalam memahami Islam sebagai sebuah ideologi, Islam mengacu pada supremasi hukum sebagai norma dasar dalam konsep hukum Islam menghubungkan keduanya dengan membedah sila-sila Pancasila serta ayat memiliki tujuan untuk melihat titik taut. Selain itu juga dikaji apakah terdapat konflik atau benturan diantara keduanya.
Nilai Pancasila yang berbunyi “Tuhan Yang Maha Esa” dan menempati urutan pertama dalam Pancasila. Prinsip pertama sering menimbulkan pertanyaan mendasar tentang siapa yang dimaksud Ketuhanan Yang Maha Esa. Jika memahami ideologi Pancasila dan Islam, sila pertama diambil dengan firman Allah dalam Al-Qur'an yang berbunyi “Janganlah kamu menyembah dua tuhan, hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa." (Qs.an-Nahl [16]:51" Dari pandangan ayat tersebut bahwasanya islam menerapkan hanya ada satu Tuhan yaitu Allah. Islam telah berkembang menjadi agama nusantara yang telah membentuk kehidupan masyarakat nusantara hingga saat ini, dan ajaran Islam tidak pernah memaksa siapa pun untuk memeluk atau menganut agama Islam itu sendiri.
Selanjutnya, sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab", ini menunjukkan kesadaran akan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tanpa membedakan suku, ras, agama, bangsa, dan negara. Sebagai warga negara diminta untuk saling menyayangi satu sama lain, memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, saking membela kebenaran dan keadilan, saling menjaga dan membantu sesama, dan bekerjasama untuk kedamaian negara. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengilhami sila berikutnya, yang mencerminkan bahwa manusia harus adil dan berakhlak mulia, dengan kata lain beradab. Dalam konteks kemanusiaan yang adil dan beradab, sifat adil merupakan sifat utama Allah yang wajib diteladani oleh manusia. Dalam Al-Quran Surah an-Nahl [16]:90: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pengajaran”.
Sila ketiga yaitu, 'Persatuan Indonesia' bermakna bahwa kita sebagai warga Indonesia harus menempatkan persatuan, kesatuan. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai jenis suku, budaya, ras, bahasa dan lain sebagainya. Dengan sila ketiga Pancasila, bangsa Indonesia dapat terus menjaga persatuan dan kesatuan. Kita sebagai warga negara harus memiliki kepribadian yang rela berkorban untuk negara Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga dengan negara sendiri. Keberagaman tersebut dalam Islam tergambar jelas dalam firman Allah “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal” (Qs. al-Hujurat [49]:13). Konteks masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya harus menjadi kesadaran bahwa hidup bersama dalam perbedaan bukanlah alasan untuk berpisah dan terpecah belah, tetapi merupakan rahmat dari Allah untuk saling mengenal.
Sila keempat 'Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan' bermakna bahwa dalam menyelesaikan masalah harus dengan musyawarah. Kita sebagai warga Indonesia diajak untuk tidak memaksakan kehendak orang lain dan kita hendaknya mengutamakan kepentingan negara dan juga orang lain dari kepentingan diri sendiri. Islam sendiri mengutamakan musyawarah dan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Allah juga telah menjelaskan dalam Al-Quran "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” (Qs.Ali Imran [3]:159). Maka, kita juga diajarkan bahwa harus mengedepankan akal sehat, berbicara sopan, tanpa adanya kekerasan yang hanya akan berdampak pada kehancuran.
'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia' Sila Kelima Pancasila yang bermakna bahwa kita sebagai warga Indonesia hendaknya mengembangkan nilai luhur melalui kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu, kita harus menyeimbangkan hak dan kewajiban kita dengan tetap menghormati hak orang lain. Sila kelima ini juga membahas mengenai penyamarataan tanpa memandang ras, suku, warna kulit, dan agama. Islam menjelaskan bentuk masyarakat yang berkeadilan. Allah Swt berfirman: “Dan pada harta-harta mereka, ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” QS. Az-Dzariyat [51]:19. Penjelasan ayat tersebut pada dasarnya menekankan bahwa kekayaan harus beredar secara adil dan merata. Allah tidak secara mutlak memberikan rezeki kepada setiap manusia, tetapi perlu diketahui bahwa harta yang diberikan Allah kepada manusia juga merupakan bagian dari harta fakir miskin dan anak yatim.
Sehingga sampai pada kesimpulan bahwa Islam dan ideologi Pancasila bukanlah dua ideologi yang berlawanan dan bertentangan, tetapi menjadi kombinasi atau perpaduan yang konkret. Islam adalah ajaran utuh yang menekankan nilai-nilai Ketuhanan serta kemanusiaan. Islam bukanlah Pancasila, tetapi nilai-nilai Islam telah masuk dalam Pancasila, yang sampai ini dijadikan sebagai ideologi bangsa Indonesia. Perdebatan antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis harus mengakui bahwa Islam dan Pancasila mampu menciptakan proses dialogis sehingga tidak lagi harus dibenturkan dalam dua ideologi yang berlawanan atau bertolak belakang. Pancasila bukanlah Islam, tetapi nilai-nilai Pancasila mencerminkan ruh, dan pancasila memperoleh kehidupannya dari Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI