Mohon tunggu...
ririn dwiaryani
ririn dwiaryani Mohon Tunggu... Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa Psikologi yang tertarik pada isu-isu mental health, pendidikan, dan dinamika masyarakat. Menulis untuk belajar, berbagi, dan memahami

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenakalan Remaja: Apakah Perceraian Orang Tua Sebagai Pemicu Utama?

1 Mei 2025   11:03 Diperbarui: 1 Mei 2025   11:14 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenakalan Remaja (Sumber Gambar Fakultas Ilmu Hukum UMSU)

Disusun oleh: Ririn Dwiaryani S. Pakaya, Agung Rai Nailah Sari, Siti Azzahra Kadir, Tri Lian Dika, Refa M. Tancepa, Nabila Tasya Kadir

Dosen Pembimbing: Moh. Sarifudin S. Auna, M.Si, MCE

Belakangan ini, isu mengenai dampak perceraian terhadap perkembangan remaja kembali menjadi sorotan. Perceraian yang kerap dianggap sebagai solusi terakhir bagi pasangan yang tidak lagi harmonis, ternyata menyisakan luka yang dalam bagi anak-anak mereka. Tak jarang, remaja yang menjadi korban dari perceraian orang tua mengalami gangguan emosional, kehilangan arah, dan terjerumus dalam kenakalan remaja. Fenomena ini terlihat dalam berbagai kasus di lapangan, di mana anak-anak dari keluarga bercerai mulai menunjukkan penurunan prestasi, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga terlibat dalam kenakalan remaja. Hal ini memperkuat pandangan bahwa perceraian bukan hanya masalah suami-istri, tetapi juga krisis yang berdampak besar pada generasi muda.

Masa remaja merupakan fase yang penuh dengan dinamika dan perubahan, di mana individu mengalami berbagai emosi dalam proses menuju kedewasaan. Pada tahap ini, remaja mulai menjelajahi lingkungan luar yang lebih luas dibandingkan masa kanak-kanak yang lebih terbatas pada keluarga dan teman-teman dekat. Mereka mulai membangun hubungan sosial yang lebih luas, baik secara langsung maupun melalui teknologi seperti internet dan ponsel.  Pada periode ini, remaja mulai membentuk identitas diri, memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan, serta mengembangkan prinsip dan potensi mereka. Namun, di sisi lain, mereka juga rentan terhadap pengaruh lingkungan. Jika lingkungan sosial mereka positif, maka mereka akan berkembang ke arah yang baik. Sebaliknya, jika terjerumus dalam pergaulan negatif, mereka bisa terdorong untuk melakukan hal-hal yang merugikan. 

Kenakalan remaja termasuk fenomena yang kompleks dan telah menjadi perhatian utama di banyak masyarakat di seluruh dunia. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi remaja secara individu, tetapi juga berdampak pada keluarga, sekolah, dan masyarakat secara lebih luas. Kenakalan remaja mencakup berbagai bentuk perilaku, seperti penyalahgunaan narkoba, kekerasan, tindak kriminal, perilaku seksual berisiko, serta penolakan terhadap norma sosial yang berlaku. Beragam faktor dapat mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja, termasuk tekanan teman sebaya, masalah dalam lingkungan keluarga, kurangnya pengawasan orang tua, serta pengaruh media dan teknologi. Oleh karena itu, untuk memahami dan menangani masalah kenakalan remaja, diperlukan pendekatan yang menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan lembaga terkait. Kenakalan remaja tidak dapat dianggap remeh, mengingat dampaknya yang dapat berlanjut dalam jangka panjang terhadap individu dan masyarakat. Fenomena ini telah menjadi fokus penelitian dan perhatian dari berbagai ahli, akademisi, serta praktisi. Data menunjukkan bahwa angka kenakalan remaja cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dengan beragam bentuk perilaku yang semakin kompleks.

Penyebab utama kenakalan remaja sangat beragam dan sering melibatkan interaksi beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah pengaruh lingkungan sosial, khususnya teman sebaya. Remaja sering kali sangat dipengaruhi oleh tekanan teman-teman mereka, yang dapat mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma sosial yang ada. Selain itu, kondisi keluarga juga memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan kenakalan remaja. Keluarga yang tidak stabil, adanya konflik antar anggota keluarga, atau kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua bisa menjadi faktor yang memicu perilaku kenakalan. Pengaruh media dan teknologi juga tidak bisa diabaikan. Akses mudah ke konten yang tidak sesuai atau berpotensi merusak dapat memengaruhi pandangan dan perilaku remaja.

Pengaruh lingkungan keluarga  terhadap perilaku remaja sangatlah signifikan, terutama dalam konteks keluarga yang mengalami perpecahan. Kurangnya pengawasan dan kontrol dari orang tua, adanya contoh perilaku negatif di dalam keluarga, serta buruknya kualitas hubungan antara orang tua dan anak, semuanya berkontribusi terhadap pembentukan perilaku remaja. Dalam keluarga yang mengalami perpecahan, ketidakstabilan yang muncul akibat perpisahan atau konflik orang tua menciptakan ketidakpastian yang dapat memicu perilaku kenakalan. Ketidakstabilan ini mengganggu rutinitas remaja dan memberikan peluang bagi mereka untuk terlibat dalam perilaku menyimpang tanpa adanya batasan yang jelas, karena orang tua mungkin kesulitan memberikan pengawasan yang konsisten.

Selain itu,  remaja cenderung meniru dan dipengaruhi oleh perilaku yang mereka lihat di lingkungan keluarga. Dalam keluarga yang mengalami perpecahan (broken home), remaja mungkin menyaksikan atau mengalami konflik, kekerasan, atau perilaku negatif lainnya, yang kemudian mereka tiru dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak dalam keluarga broken home juga dapat memengaruhi perilaku remaja, di mana kurangnya dukungan emosional dapat mendorong mereka mencari pengakuan dan pemenuhan kebutuhan melalui perilaku kenakalan.

Selain lingkungan keluarga, faktor lain yang berkontribusi pada kenakalan remaja dalam konteks keluarga broken home adalah lingkungan pergaulan dan teman sebaya. Jika remaja bergaul dengan teman-teman yang terlibat dalam kenakalan, mereka cenderung meniru atau terlibat dalam perilaku serupa. Faktor individu seperti genetika, temperamen, dan karakteristik kepribadian juga berperan dalam kecenderungan remaja untuk terlibat dalam kenakalan. Selain itu, penggunaan media dan teknologi yang tidak terkendali, dengan akses tanpa batas ke konten negatif atau merugikan di media sosial, film, atau permainan video, dapat memberikan contoh perilaku yang tidak sehat bagi remaja.

Peranan orang tua sangat penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak karena perceraian orang tua akan memengaruhi pola asuh setelah orang tua bercerai, membiarkan anak tumbuh dalam kesunyian dan kekurangan pengawasan akan membuat anak tersebuh, kehilangan kendali, dan berusaha mencari perhatian di luar rumah. Suasana rumah tangga memberi pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak usia Sekolah Dasar. Suasana rumah tangga yang tidak stabil dapat menyebabkan anak tidak dapat belajar dengan baik, bahkan dapat berdampak negatif pada perkembangan jiwa anak selama masa pertumbuhannya, karena pribadi anak umumnya dibentuk oleh pengalaman yang mereka alami saat kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun