Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gencarkan Pengamatan Cuaca Berbasis Pesawat

23 Mei 2017   15:45 Diperbarui: 3 Juni 2017   13:10 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Program AMDAR diinisiasi oleh WMO bekerja sama dengan industri penerbangan dalam mengembangkan sistem pengamatan cuaca dari pesawat terbang. Data parameter cuaca yang terkumpul dikirimkan ke receiver di darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) atau melalui satelit (Aircraft to Satellite Data Acquisition and Relay).

AMDAR merupakan sistem observasi parameter cuaca paling efisien berdasarkan biaya dan manfaat, serta melengkapi pengamatan di darat maupun di lapisan atas. AMDAR berkontribusi terhadap peningkatan akurasi prakiraan angin dan temperatur udara di rute penerbangan.

AMDAR ini merupakanGlobal Navigation Programyang diiniasi oleh WMO yang bekerjasama dengan industri penerbangan dalam mengembangkan sistem pengamatan cuaca.

AMDAR yang merupakan teknologi baru di dalam dunia penerbangan ini akan mewajibkan pesawat terbang untuk mengumpulkan data cuaca dan nantinya mengirimkan ke receiverdi darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System), sepeeti yang diutarakan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng.

Program ini telah berjalan 30 tahun yang diikuti penerbangan internasional dan menurutnya sangat penting untuk diimplementasikan di Indonesia. Hal ini penting dilakukan karena kita harus menyediakan program untuk mengetahui parameter cuaca sehingga dapat meningkatkan akurasi sehingga dapat mengurangi dampak resiko yang ditimbulkan karena faktor cuaca.

Pada April 2017, Pada bulan April 2017, AIRNAV Indonesia mempublikasikan bahwa saat ini terdapat 278 Kantor Pelayanan Navigasi Penerbangan yang melayani 680 Bandar Udara di seluruh Indonesia.  Tetapi, untuk saat ini, BMKG hanya memiliki Stasiun Meteorologi di 96 bandar udara. Untuk melayani semua bandar udara yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, BMKG secara bertahap mengimplementasikan otomatisasi layanan meteorologi penerbangan dengan sistem clustering.


Pada awal Maret 2017 merupakan moment awal implementasi AMDAR di Indonesia oleh BMKG bersama Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi).

Pogram ini perlu dilakukan di Indonesia karena akurasi informasi cuaca khususnya untuk kepentingan transportasi penerbangan sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko dampak yang ditimbulkan karena faktor cuaca, seperti yang dikatakan Dean Lockett.

Melalui AMDAR, setiap pesawat yang mengundara dihimbau  untuk menyampaikan data parameter cuaca untuk disampaikan ke stasiun penerima di darat dalam hal ini ATC (Air Traffic Control) . Terdapat beberapa maskapai penerbangan yang melakukan pengamatan cauca berbasis pesawat, seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Air Asia, Lufthansa, TNI AU. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun