Mohon tunggu...
Junior Tralalaaa Trililiiii
Junior Tralalaaa Trililiiii Mohon Tunggu... lainnya -

nggak suka kodok. terlalu mirip sama ikon yang agli ituhhh...(nunjuk monster biru yg picek atas)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Queenara

20 Oktober 2016   23:01 Diperbarui: 20 Oktober 2016   23:05 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Konon Alika hampir mati. Menurut dokter, beberapa jam saja ia terlambat ditemukan, nyawanya tak bisa selamat. Gadis lincah bertubuh mungil itu mengalami dehidrasi parah dan kelaparan.

Itu baru kondisi fisiknya.

Sementara kondisi kejiwaan putri tunggal Bu Yuna dan Pak Vino tersebut tak kalah mengkhawatirkan.

***

2016

Jangan tanyakan soal kenangan tentang sosok ayah dan bunda, aku bisa langsung mual seketika. Satu-satunya ingatan paling kuat tentang Papi adalah ketika ia meneriakkan namaku dengan garang. Setelah sebelumnya menghajar Mami berkali-kali sampai jatuh dari tangga. Untung saja Mami tidak langsung mati.

Konon – yang pernah kudengar dari Bude Darmi, sepupu Mami – saat itu Papi sudah siap menggenggam parang dan karung plastik. Entah untuk apa. Mungkin ia memang punya niat menculikku dari Mami. Atau membunuhku di tempat.

Yang jelas sejak kejadian terakhir itu aku tidak pernah lagi melihat rumah mungil kami di Pulau Bangka. Juga pantai-pantai cantik tempat biasa bermain dengan Wiwin, Melly, Asih dan Desi, serta koleksi kulit-kulit kerang unik ‘harta karun’ hasil buruan kami. Termasuk tak ada lagi Bi Esti yang rajin memasakkan mpek-mpek dan otak-otak ikan paling enak sedunia. Semua yang kukenal akrab sebelumnya hilang begitu saja. Bahkan juga Papi dan Mami.

Sejak bayi aku jarang bertemu Papi. Mami bilang, ayah kandungku mantan orang kaya di Pulau Jawa. Vino Handoko adalah putra sulung keluarga Handoko Wiroguna yang punya bisnis hotel dan banyak tempat hiburan malam top di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang. Mami menikah dengan Papi tahun 1988, setahun sebelum aku lahir.

Ada beberapa lembar foto pernikahan mereka dulu.

Keduanya sama-sama cantik dan ganteng. Mamiku, Yuna Wirasti, mantan penyanyi kafe bertubuh seksi dan biasa dikejar-kejar penggemar pria pada masanya. Setelah Papi memenangkan hati Mami, ia dilarang menyanyi lagi dimanapun. Awalnya tak masalah, toh Mami juga sedang hamil. Masalah baru timbul setelah Papi mulai tergoda perempuan lain. Mami yang marah memutuskan kabur dari rumah. Lalu setelah melahirkan, ia kembali aktif menyanyi di banyak kafe di kota lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun