engkau mungkin tak lagi ingat
lagi pula, tak ada cara untukku bertanya
jadi biarkan saja aku anggap engkau membaca ini semua
sungai air mata kadang masih mengalir
tidak di permukaan memang,
tapi, di ngarai-ngarai hati, terjal dan makin dalam
aku telah mencoba menambal jurang itu
dengan tumpukkan kertas kerja,
dengan bongkah-bongkah kegiatan,
yang aku pungut dari remah-remah waktu
tapi, sia-sia
setiap tambalan, lenyap tertelan
gravitasi duka membuat semuanya tak bersisa
jurang itu terlalu dalam, bahkan semakin dalam
aku pernah meminjam keberanian
dari seutas keyakinan yang kurangkai dari serpihan kenangan
mencoba jejaki dasar ngarai-ngarai itu
hanya untuk kemudian memanjat kembali pada kenyataan
lalu, jika ini semua adalah kepandiran,
biarlah..., tidak mengapa
lagi pula ada yang selalu aku percaya
bahwa kerinduan ini bukan hanya milikku semata
dan, jika engkau menertawaiku,
itupun kuanggap sebagai kebahagiaan
lagi pula, tidak ada caraku untuk bertanya
selain menggenggam erat semua janji-janji kita.
Jakarta, 20 Oktober 2022