Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Jiwa Murni di Seberang

20 Oktober 2022   07:41 Diperbarui: 20 Oktober 2022   07:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dailypioneer.com/2015/sunday-edition/kundalini-demystified.html

engkau mungkin tak lagi ingat
lagi pula, tak ada cara untukku bertanya
jadi biarkan saja aku anggap engkau membaca ini semua

sungai air mata kadang masih mengalir
tidak di permukaan memang,
tapi, di ngarai-ngarai hati, terjal dan makin dalam

aku telah mencoba menambal jurang itu
dengan tumpukkan kertas kerja,
dengan bongkah-bongkah kegiatan,
yang aku pungut dari remah-remah waktu

tapi, sia-sia
setiap tambalan, lenyap tertelan
gravitasi duka membuat semuanya tak bersisa
jurang itu terlalu dalam, bahkan semakin dalam

aku pernah meminjam keberanian
dari seutas keyakinan yang kurangkai dari serpihan kenangan
mencoba jejaki dasar ngarai-ngarai itu
hanya untuk kemudian memanjat kembali pada kenyataan

lalu, jika ini semua adalah kepandiran,
biarlah..., tidak mengapa
lagi pula ada yang selalu aku percaya
bahwa kerinduan ini bukan hanya milikku semata

dan, jika engkau menertawaiku,
itupun kuanggap sebagai kebahagiaan
lagi pula, tidak ada caraku untuk bertanya
selain menggenggam erat semua janji-janji kita.

Jakarta, 20 Oktober 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun