Mohon tunggu...
Ripan
Ripan Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

Menulis adalah caraku mencari benang merah menuju jati diriku—tempat aku bisa pulang tanpa ragu, tanpa topeng. Di balik setiap kata, ada jejak pencarian, perlawanan, ketenangan, dan ruang sunyi yang memulangkan aku pada siapa sebenarnya aku. 📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Merangkai Kata

2 Agustus 2024   21:11 Diperbarui: 1 September 2024   12:03 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku-buku kuno | Pixabay (pixabay.com/jarmoluk)

Namun, mereka tahu bahwa dunia Merangkai Kata tidak hanya sebuah permainan, melainkan ujian yang mendalam tentang keteguhan dan keberanian.

Dan di suatu malam yang tenang, saat Alya dan Raka duduk bersama di luar rumah, mereka melihat cahaya bulan purnama bersinar di langit. 

Mereka tersenyum, mengingat petualangan mereka, dan merasa bersyukur karena mereka berhasil keluar dari dunia yang menakutkan tersebut. 

Mereka tahu bahwa meskipun permainan itu sudah selesai, kenangan dan pelajaran yang mereka peroleh akan selalu menjadi bagian dari hidup mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun