Padahal kenyataannya, hidup lebih mirip siaran langsung, apa yang terlewat ya sudah. Replay-nya cuma bisa kita nikmati lewat ingatan, bukan kenyataan.
Kita bilang, "Belum waktunya aku ke sana," atau, "Nanti aku baru mulai kalau sudah yakin." Tapi dunia tidak menunggu kita yakin. Dunia terus bergerak, dan saat kita sibuk menunggu, peluang diam-diam lewat di depan mata, menoleh sebentar, lalu pergi tanpa pamit.
Ada yang pernah bilang, "Penyesalan itu datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran." Meski klise, tapi ada benarnya.
Banyak orang menunda karena menunggu momen yang sempurna. Padahal, hidup tidak sedang mencari kesempurnaan, tapi kejujuran dalam menjalaninya.
Kadang kita berpikir harus punya kamera bagus dulu buat mulai bikin konten. Harus punya modal besar dulu baru berani jualan. Harus siap secara mental dulu baru berani minta maaf. Tapi logikanya, kalau tidak dimulai, kapan siapnya?
Sama seperti menunggu matahari dan bulan muncul bersamaan di langit sore, bagus sih kalau terjadi, tapi jangan dijadikan patokan untuk mulai bergerak. Karena momen sempurna itu mitos. Yang ada hanyalah momen sekarang, yang bisa kita pilih untuk dimaknai.
Satu hal yang kadang kebayakan manusia lupa: yang kita tunda hari ini, belum tentu masih bisa kita kejar esok hari. Bukan hanya karena waktu, tapi karena hidup sendiri berubah. Orang berubah. Situasi berubah. Kita pun berubah.Â
Hari ini kita menunda ngobrol dengan orang tua, besok mereka mungkin tak lagi seceria dulu. Hari ini kita menunda minta maaf ke sahabat, besok dia sudah tak lagi membuka pintu yang sama.
Waktu bukan hanya soal jumlah detik, tapi soal momentum. Dan momentum itu punya rasa seperti hangat, dekat, hidup. Saat ia lewat, yang tertinggal hanya ruang kosong yang dulu penuh kemungkinan.
Momen Tidak Datang Dua Kali
Pernahkah kamu menyesal karena melewatkan satu momen yang ternyata jadi terakhir kalinya? Seperti terakhir kali kumpul keluarga lengkap. Terakhir kali bertemu guru yang dulu sering menegur. Terakhir kali tertawa lepas dengan teman seperjuangan.
Kita tak tahu kapan "terakhir" itu terjadi, dan karena itu, setiap momen seharusnya dianggap istimewa.