Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Puasa Bukan Alasan, Menulis Tetap Jalan!

5 Maret 2025   10:16 Diperbarui: 5 Maret 2025   10:16 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Orang Sedang Menulis (Ramadan Edition) | mjzj.com

Seperti biasa, Ramadan selalu menjadi bulan yang penuh keberkahan dan refleksi. Dalam suasana penuh ketenangan ini, saya sering berpikir bahwa menulis bukan sekadar hobi atau pekerjaan, tetapi juga bisa menjadi bagian dari ibadah.

Saat menjalankan puasa, saya merasakan tantangan yang berbeda, dari energi yang berkurang, konsentrasi yang diuji, hingga godaan untuk bermalas-malasan.

Namun, saya percaya bahwa menulis tetap bisa dilakukan dengan penuh semangat, bahkan di tengah segala keterbatasan yang ada.

Antara Lapar dan Inspirasi

Terkadang saya mengalami momen di mana ide-ide justru mengalir deras saat berpuasa. Saat tubuh menahan diri dari makan dan minum di Bulan Ramadan, saya justru merasa lebih fokus dalam menuangkan gagasan ke dalam tulisan.

Banyak penulis besar yang tetap berkarya meski dalam keadaan sulit. Jika mereka bisa, mengapa saya tidak? Justru, puasa memberikan kesempatan untuk lebih memahami diri sendiri, menggali ide-ide terdalam, dan menuliskannya dengan lantang.

Saya percaya bahwa setiap kata yang ditulis dengan niat baik dapat menjadi pahala, apalagi jika tulisan tersebut menginspirasi orang lain untuk berbuat baik.

Menulis di bulan Ramadan tentu bukan tanpa tantangan. Saya sering merasa mengantuk setelah sahur, sulit berkonsentrasi di siang hari, dan mengalami kelelahan di sore menjelang berbuka.

Saya lebih suka menulis setelah jam tujuh atau delapan pagi, ketika pikiran masih segar dan energi masih cukup tinggi. Waktu setelah tarawih juga bisa menjadi pilihan, terutama jika ingin menulis dengan suasana lebih santai.

Alih-alih memaksakan diri menulis ribuan kata dalam sehari, saya lebih memilih untuk menetapkan target yang realistis. Bisa jadi hanya 500-700 kata, tetapi yang terpenting adalah konsistensi.

Menulis Sebagai Ibadah

Saya semakin yakin bahwa menulis bisa menjadi ibadah, terutama jika dilakukan dengan niat yang baik. Tulisan yang menginspirasi, membangun semangat, dan membawa manfaat bagi orang lain tentu bernilai pahala.

Saya meyakini juga bahwa menulis merupakan bentuk dakwah. Saya tidak perlu berdiri di mimbar atau berbicara di depan banyak orang untuk menyampaikan pesan kebaikan.

Sederhananya adalah, dengan tulisan saya bisa menjangkau lebih banyak pembaca dan memberikan manfaat yang luas. 

Di tambah lagi, menulis menjadi cara untuk menjaga ilmu agar tidak hilang dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Dengan menulis, seseorang dapat menginspirasi, mengajarkan, serta mengajak orang lain menuju kebaikan

"Jagalah ilmu dengan menulis." (Shahih Al-Jami', no.4434. Syaikh Al-Alban)

Menulis adalah salah satu cara untuk meninggalkan ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang. Agar menulis benar-benar menjadi ibadah, niat yang ikhlas sangatlah penting. Menulis tidak hanya sekadar untuk mendapatkan popularitas, keuntungan materi, atau pujian.

Akhir Kata

Puasa bukan alasan untuk berhenti menulis. Justru, Ramadan bisa menjadi momentum untuk semakin produktif, lebih dalam merenungkan makna kehidupan, dan menuliskannya dengan sepenuh hati.

aya percaya bahwa setiap kata yang ditulis dengan niat baik akan membawa kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Jika Ramadan adalah waktu memperbaiki hati, maka menulis adalah caraku mengabadikannya. Anggaplah menulis di bulan Ramadan bukan sekadar produktif, tapi juga reflektif.

Ramadan mengajarkan ketenangan, menulis menyempurnakannya dalam kata. Kadang, kata-kata paling jujur lahir di tengah keheningan puasa.

Saat lidah berpuasa, biarkan tulisan berbicara. Sebab kata-kata punya caranya sendiri untuk bersuara. See you, amigos.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun