Mohon tunggu...
Rioga Fransistyawan
Rioga Fransistyawan Mohon Tunggu... Penulis - Rioga Fransistyawan

Menulis adalah cara sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mobilitas Sosial

30 Oktober 2020   20:43 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:00 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dosen Pengampu : Bapak  Bahrul Munib, SH.I., M.Pd.I

Mata Kuliah : Sosiologi Pendidikan

Oleh 

Nama : Rioga Fransistyawan

NIM : T20191053

Kelas : A2

Prodi : PAI ( Pendidikan Agama Islam )

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

1. PENGERTIAN

A. Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari kata Mobilis yang artinya berpindah atau dipindahkan, atau banyak bergerak ( berpindah dari tempat satu ke tempat lain ). Mobilitas sosial merupakan perpindahan individu atau kelompok dari yang rendah ke yang lebih tinggi ataupun sebaliknya.

Mobilitas Sosial atau Social Mobility ialah suatu perubahan gerak masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik lagi. Mobilitas sosial dapat definisikan dan terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bahwa suatu bagian atau kawasan masyarakat secara keseluruhan akan berubah atau berpindah dalam bagian atau kawasan lainnya. Kedua, Mobilitas Sosial adalah perpindahan individu dari wilayah sosial yang satu ke wilayah sosial lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa Mobilitas Sosial adalah suatu gerakan yang di lakukan oleh individu atau lebih untuk mencapai suatu status yang tinggi maupun yang rendah.

B. Pendidikan

Kata pendidikan berasal dari kata didik yang ditambahkan awalan pen- dan akhiran –an yang berarti suatu proses perubahan sifat atau tingkah laku atau tata krama setiap individu (seseorang) atau kelompok untuk mendewasakan manusia dari beberapa pelatihan dan pengajarannya.

Menurut Brubacher, pendidikan merupakan suatu proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman, dan alam semesta.

Menurut Combs dan Ahmed, pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan mulai dari anak kecil sampai nantinya dewasa, oleh karena itu pendidikan itu beragam cara dan sumber belajarnya.

Adapun pengertian pendidikan lainnya yaitu upaya mengembangkan potensi diri manusia, baik dari potensi fisik, rasa, dan cipta. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah suatu sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif sehingga peserta didik dapat aktif dalam mengembangkan potensi atau kemampuan untuk memiliki kekuatan yang diperlukan dirinya atau lingkungan masyarakat nantinya.

Oleh karena itu, pendidikan adalah suatu wadah yang menjadikan setiap individu mengembangkan potensi intelektual maupun non intelektual sehingga dapat menghasilkantindakan dalam kehidupan sehari-hari

C. Sekolah

sekolah adalah sistem interaksi sosial antara pendidik dengan peserta didik dalam suatu lembaga untuk belajar dan melakukan pembelajarans. Para ahli  mengemukakan bahwa sekolah adalah sistem organisasi, dimana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Wahjosumijo, mengemukakan bahwa sekolah dalah lembaga yang kompleks dan unik.

2. BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL

Dalam mobilitas sosial memiliki beberapa bentuk seperti, Mobilitas Sosial Horizontal, Mobilitas Vertikal, Mobilitas Antar Generasi, Mobilitas Intra generasi, dan Mobilitas Geografis. Berikut penjelasan dari Mobilitas Sosial : 

A. Mobilitas Horizontal 

Mobilitas Horizontal merupakan peralihan atau pemindahan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya yang sederajat

B. Mobilitas Vertikal

Mobilitas Vertikal merupakan peralihan status sosial yang dialami individu atau kelompok orang yang menyebabkan perubahan status sosialnya. Mobilitas Vertikal dibagi menjadi dua bagian yaitu Mobilitas Vertikal keatas dan Mobilitas Vertikal kebawah. Vertikal keatas adalah naiknya status seseorang atau status sosial yang rendah menjadi tinggi. sedangkan Mobilitas Vertikal kebawah adalah dari yang tinggi turun ke rendah dan derajatnya turun.

C. Mobilitas Intragenerasi

Mobilitas Intragenerasi adalah peningkatan status sosial atau taraf hidup dalam suatu individu. Mobilitas ini melibatkan pada satu orang atau satu generasi sehingga kenaikannya tidak berlanjut pada generasi berikutnya.

D. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas Antargenerasi adalah peningkatan status sosial atau taraf hidup dalam suatu garis keturunan. dan melibatkan pada generasi berikutnya

E. Mobilitas Fisik

Mobilitas Fisik adalah perpindahan orang atau barang ke tempat satu ke tempat lain

3. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

Dalam Mobilitas sosial terdapat dampak-dampak, dampak negatif maupun dampak positif. Berikut beberapa Dampak Negatif dan Dampak Positif antara lain :

A. Dampak Negatif

1) Konflik Antarkelas

2) Konflik Antar Kelompok Sosial

3) Konflik Antargenerasi

4) Penyelesaian Kembali 

B. Dampak Positif

1) Setiap orang akan berusaha untuk maju atau berprestasi

2) Memberikan tingkat perubahan kepada masyarakat ke lebih baik lagi 

4. FAKTOR-FAKTOR MOBILITAS SOSIAL

Terjadinya mobilits sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor sehingga timbul Mobilitas Sosial sebagai berikut :

A. Perubahan Kondisi Sosial

B. Ekspansi Teritorial dan Gerak Populasi

C. Komunikasi yang Luas

D. Pembagian Kerja

E. Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang berbeda

F. Kemudahan dalam Akses Pendidikan

Selain ada faktor yang menimbulkan atau menjadikan mobilitas sosial. Ada beberapa faktor juga yang menghambat mobilitas sosial. Sehingga dapat menyulitkan masyarakat untuk berpindah strata lain. Faktor-Faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

A. Perbedaan Kelas Rasial

B. Agama

C. Diskriminasi Kelas

D. Kemiskinan

E. Perbedaan Jenis Kelamin

Mobilitas Sosial dapat dilakukan dengan berbagai saluran. Saluran disini maksudnya ialah awal masuk atau terjadinya mobilitas sosial. Sehingga dari berbagai saluran ini mobilitas muncul dan membentuk berbagai macam-macam. Berikut Mobilitas dapat dilakukan melalui beberap saluran, antara lain :

A. Angkatan Bersenjata

B. Lembaga-Lembaga Keagamaan

C. Lembaga Pendidikan

D. Organisasi Politik

E. Organisasi Ekonomi

F. Organisasi Keahlian

G. Perkawinan

5. PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan merupakan jalan awal menuju mobilitas. semakin  tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk mencapai tujuan. Dengan demikianlah terbuka kesempatan untuk meningkat ke golongan sosial yang lebih tinggi. Pendidikan merupakan jalan bagi Mobilitas Sosial.

Dalam penjelasan diatas, dapat diambil pemahaman bahwa pendidikan salah satu faktor yang memberikan peningkatan mobilitas sosial dengan cepat. Fungsi pendidikan sebagai sebuah proses penyelesaian untuk enempatkan orang pada masyarakat sesuai kemampuan dan keahlian. Pendidikan menjadi sinkron dengan tujuan mobilitas sosial karena di dalam mobilitas sosial yang terpenting adalaha kemampuan dan keahlian seseorang

Pendidikan merupakan alat yang berfungsi sebagai alat/wadah bagi individu untuk melakukan mobilitas sosial, sehingga manusia akan senantiasa bisa melakukan kehidupan sosial dengan wajar dan layak serta mengalami kemajuan dan perkembangan yang lebih baik.

Dalam pendidikan juga tingkat sekolah saat ini dikaitkan dengan mobilitas sosial. Karena zaman dahulu orang yang dapat menyelesaikan pendidikannya pada HIS, yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Apalagi bila seseorang dapat meluluskan pendidikannya di MULO, AMS, atau perguruan tinggi maka makin besarlah kesempatan untuk menempatkan yang lebih baik.

Kini pendidikan SD, SMP, bahkan SMA hampir tidak ada pengaruhnya dalam mobilitas sosial. Apalagi bila kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMU, maka ijazah SMU tidak ada artinya lagi dalam mencari kedudukan yang lebih tinggi. Kemungkinan lulusan SMU/SMA hanya akan menjadi Cleaning Service, atau pekerjaan yang level bawah pada suatu perusahaan. Lulusan SMU/SMK yang ingin menjadi guru jelas tidak bisa karena syarat menjadi guru harus lulusan S1 (Sarjana). Namun, lulusan perguruan tinggi pun sudah bertambah sulit sehingga ingin menduduki jabatan yang lebih baik akan menghadapi persaingan yang begitu ketat. Ledakan lulusan S1 yang semakin melimpah, mereka sulit bersaing di dunia kerja. Akibatnya banyak lulusan S1 yang menganggur. Kini persaingan diperebutkan lulusan S2. Untuk masa yang akan datang persaingan akan terjadi pada lulusan S3.

Dengan meningkatnya standar masyarakat akan pendidikan tinggi, tidak asal lulusan perguruan tigii otomatis status sosialnya meningkat. Kebutuhan terhadap lulusan pendidikan tinggi sangat selektif. Gelar sarjana tidak lagi menjadi garansi status sosialnya naik dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Dibutuhkan nilai tambah dari gelar sarjana, yakni kompetensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun