Di perjalanan minggu-minggu lalu juga momen demi momen kutangkap atau lebih tepat kuabadikan lewat kamera Hp-ku. Cuma belum greget untuk menampilkannya di Medsosku, karena memang tidak suka pamer sedang kemana hari itu.Â
Tapi entah kenapa malam kemarin tak tahan diri ini untuk menampilkannya di Medsos, sehingga istri langsung komen via WA di pagi hari ini, "Iya nanti nyampe rumah bilang banyak tugasku...sementara disana banyak nongkrongnya".
Pesan yang menggelitik, dan akhirnya pesannya kubalas dan mencoba memberikan pengertian kepadanya.
Dan pengalaman inipun akhirnya kucoba untuk menuliskannya tepat di pagi hari ini sebelum diriku akan berangkat ke Kampus, untuk belajar dan menimba ilmu. Pasalnya di minggu-minggu lalu, belum terlalu mood untuk menuliskan pengalaman tersebut apalagi mempublishnya di Kompasiana.
Tapi saya kira itupun baik, untuk bisa menuliskan pengalaman ini supaya menjadi milestone atau titik-titik seperti ungkapan Steve Job. Berharap bisa konsisten untuk menuliskannya minggu demi minggu hingga akhirnya bisa kelar mendapatkan gelar yang sudah aku niatkan selama ini dan titik demi titik setiap minggunya bisa terekam dengan jelas lewat tulisan ini.
Kembali ke topiknya, nge-kampus ala backpacker. JIka merujuk pengertian backpacker yang awal pengertiannya seorang pendaki yang menggunakan tas punggung, kini pengertiannya sudah berubah, seorang yang berpergian dengan dana low cost atau biaya ringan. Dan tidak ribet bawa banyak bawaan, cukup dengan pakaian secukupnya dan sejumlah barang penting lainnya.
Hal itupun aku lakukan, sebab dengan dana yang terbatas, akomodasi yang low cost pun menjadi pilihan yang tepat. Apalagi jika homestay tersebut dekat dengan kampus, akan menjadi tempat dimana aku akan mengulang menginap disana. Sebab telah kuniatkan juga, untuk berjalan kaki ke kampus, untuk bisa mengurangi budget atau biaya operasional transportasi.
Karena memang lagi-lagi terbatas dana yang kumiliki, belum lagi biaya studi di kampus tersebut juga lumayan tinggi, maka budget hariannya coba ditekan semaksimal mungkin.Â
Sebab diriku akan ada di Yogyakarta ini dalam waktu yang lama hingga tahunan. Mencoba mengkelarkan bukan hanya strata dua saja berharap bisa mendapatkan tingkat pendidikan yang paling puncaknya. Tolong doakan ya teman-teman pembaca...
Ini menjadi kisah yang unik, berharap bisa kelar. Nge kampus ia, nge-bakcpaker juga ia. Salam literasi