Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Yunarto yang Mirip Ahok Saat Jadi Target Eksekusi

11 Juni 2019   20:22 Diperbarui: 11 Juni 2019   20:28 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh butuh yang namanya kesiapan mental secara matang jika kita berurusan dengan publik. Apalagi jika itu berkaitan dengan politik dan kekuasaan. Sebab bisa jadi ada banyak yang tidak senang dengan keberanian kita mengungkapkan tiapt-tiap borok-borok orang-orang tertentu dalam ring pertandingan merebut kekuasaan.

Dimana seperti yang dilansir oleh kompas.com (11/6/2019) akhirnya diungkapkan bahwa Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politik, Bapak Yunarto Wijaya sebagai target pembunuhan oleh Kivlan Zen melalui orang-orang suruhannya. Meskipun dana yang disalurkan oleh Kivlan Zen tersebut ternyata berasal dari HM politisi PPP yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.

Sehingga melalui perkara ini, tentu Yunarto sudah mempersipkan dirinya dengan sebaik mungkin, bahkan mungkin sudah memberikan pesan-pesan khusus kepada keluarganya saat kasus rencana pembunuhan ini terungkap. Bahwa jika ada suatu hal kejadian yang paling burukpun terjadi supaya mereka siap dan mengiklaskan hal itu demi bangsa dan negara.

Hal itu dapat disimpulkan sejak beliau memposting di akun media sosialnya yakni di twitter, bahwa dirinya menyatakan tidak memberikan dendam apapun kepada si pelaku secara khusus.

"Sudah tak ada dendam lagi dari saya dan keluarga baik buat yang jadi perencana ataupun eksekutor, Dari situasi-situasi seperti ini saya belajar tentang apa itu kasih, termasuk ketika bisa memaafkan yang memusuhi kita. Ayo terus mencintai Indonesia" tulis Yunarto lewat akun Twitter-nya, Selasa (11/6/2019).

Sebab orang yang cepat melupakan suatu kejadian bahkan dengan segara memberikan maaf karena belajar untuk mengasihi siapapun tentu adalah sebuah tindakan yang menyejukkan. Karena Indonesia butuh banyak kasih dan bukan dendam atau benci.

Dan tentang hal inipun pernah diungkapkan oleh Ahok saat-saat dirinya pernah menjabat sebagai seorang Gubernur di DKI Jakarta. Yakni pada saat diwawancarai oleh Najwa Shihab dalam program Mata Najwa tahun 2013 lalu. Yang menyebutkan bahwa jika ia mati saat menegakkan kebenaran, maka cukup taruh di dalam pusaranya, "Mati adalah keuntungan".

Artinya dirinya dan perjuangannya untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dalam tiap-tiap kebijakannya, tentu akan menjadi ancaman bagi orang-orang yang ingin menghancurkan negara ini dengan pelan-pelan. 

Yakni lewat tindakan korupsi dan berbagai macam cara-cara curang. Maka pemimpin butuh hadir untuk bisa tetap memegang teguh nilai-nilai kebenaran dan kebajikan dalam setiap kebijakannya.

Juga butuh yang namanya keiklasan dalam membangun bangsa ini. Bahkan jika nyawapun seakan menjadi taruhannya. Beranikah kita bersikap seperti itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun