Bisa dibilang dunia digital ataupun dunia online menjadi satu bidang yang paling dan sangat diminati oleh para kalangan milenial saat ini. Maka bisa dipastikan ketika melihat bagaimana argumen dari para capres yang ada, baik Bapak Jokowi ataupun Bapak Prabowo, maka pertarungan debat kali ini merka sudah bisa pastikan akan memilih siapa.
Para milenial usai menyaksikan debat tersebut, sepertinya akan condong memilih Jokowi, karena sudah melihat bagaimana jawaban dan komitmen Prabowo akan keseriusannya dalam menggarap industri 4.0 tersebut.
Seperti yang dilansir oleh kompas.com (17/2/2019), permasalahan dunia revolusi industri 4.0, sempat dimunculkan oleh Jokowi dan ditanyakan langsung ke Prabowo. Prabowo jelas menyatakan dalam tanggapan keduanya, bahwa falsafah dan strategi yang akan dikerjakannya lebih banyak mengacu kepada pengurangan disparitas antara si kaya dan si miskin. Jadi  beliau akhirnya kuatir ketika itu dikembangkan, maka uang negara ini bisa semakin lebih banyak lagi yang mangkir di negara asing. Â
Padahal para pengusaha milenial yang sedang menggarap industri e commerce dan dunia industri digital lainnya, lebih banyak yang mengerjakannya adalah para milenial asli orang Indonesia juga. Dan bukannya orang asing seperti yang ditakuti oleh Prabowo. Bahkan kini perusahaan start up-nya Indonesia tersebut sudah merambah negara-negara tetangga kita.
Kemudian tentu dengan adanya infrastruktur yang baik dalam hal penyediaan jaringan kabel optik seperti palapa ring ke seluruh wilayah-wilayah Indonesia, bahkan wilayah yang paling terpencil sekalipun tentu akan mempercepat sistem jaringan di smart phone kita masing-masing. Apalagi jika itu jaringan 4G tentu akan semakin mempermudah kita dalam hal urusan bermedsos, bermain game, dan banyak hal positif lainnya yang mungkin bisa dikerjakan.
Apalagi jaringan internet yang kuat dan cepat juga adalah modal terbesar dan yang paling utama bagi anak-anak muda untuk bisa mengembangkan dan turut ambil bagian di dalam mendirikan ribuan start-up yang akan mungkin menjelma menjadi perusahaan unicorn (modal aset yang sudah mencapai nilai lebih dari USD 1 juta)
Kemudian bagi anak-anak muda yang mungkin hanya sekedar menikmati bagaimana platform-platform tersebut berkembang. Seperti halnya perkembangan dunia Game. Tentu anak-anak muda akan suka kecepatan tinggi jika mengakses internet, hanya supaya bisa bermain game online. Dimana hal itu atau faktor kepuasan di dalam bermain game online tidak akan didapatkan jika infrastruktur komunikasi tersebut tidak ada atau dengan kata lain jaringan internetnya lelet alias masih 2G atau 3G.
Dimana kini di Indonesia saja sudah mengembangkan kurikulum e-sport agar masuk ke sekolah-sekolah. Â Bahkan sudah diujicobakan waktu Asian Games lalu, untuk kali pertama Indonesia buat pertandingan e-sport bisa ditandingkan dalam salah satu cabang olah raga yang dipermainkan. Juga sudah berlanjut dengan adanya piala presiden kini untuk bisa memperlombakan olah raga e-sport tersebut.
Tapi pertanyaannya bisakah akan semakin berkembang jika sistem jaringan nya saja tidak memadai, ataupun infrastrukturnya tidak ada. Akan bisakah mempercepat akses untuk memainkannya permainan tersebut juga, jika tidak ada kesungguhan untuk bisa membangun hal ini?
Artinya lagi-lagi jika kita melihat sekarang kubu Prabowo-Sandiaga seakan tidak serius untuk menggarap ini, bisakah kita melihat bangsa ini unggul dalam menghadapi seluruh bidang elemen yang kini sedang berjuang untuk bisa eksis dalam industri 4.0 ini?
Oleh karena itu, usai debat kedua kali ini, bisa dibilang para milenial kemungkinan besar akan sangat sulit berpaling dari Jokowi.