Suami pulang kerja bawa oleh-oleh atau makanan kecil membuat istri sudah senang. Sore kemarin suami bawa goodybag isinya kotak oranye, dari bos katanya. Dibeli saat ada bazar tadi.Â
"Mas dipilih aja mau yang mana.." kata bosnya. Dalam hati suami "Yaampun bos, daripada beli ginian mendingan kasih mentahnya aja bos..." tapi namanya pemberian, tak mungkin ia utarakan. Manut aja milih sesuai permintaan si bos. Saat di buka.. taraa.. sekotak teh. Tapi teh nya beda ya.. tidak seperti merk lainnya.Â
"Kamu coba tebak ini sekotak harganya berapa?" Kata suamiku.
"Hmm... kalo begini sih kayaknya mahal ya.. 200 ribu?" Jawabku.
"Bukan! 400 ribu..." jawab suamiku cepat.
Ya Allah.... jiwa emak-emak ku yang mendang mending ini meronta. Uang 400 ribu bisa buat ina ini ita itu.... dalam hatiku.Â
Karena ini pemberian baiklah kita coba saja. Jadi karena aku bukanlah penikmat atau pecinta kopi sebenarnya menurut lidahku semua teh sama saja. Tak memiliki rasa khas, ya manis jika diberi gula atau madu. Yang membedakan mungkin aromanya.
Diatas kotak tertulis Indonesia Artisan Tea. Setelah lihat referensi Artisan tea adalah teh yang diproduksi dalam jumlah terbatas menggunakan metode tradisional, bahan baku berkualitas tinggi, dan perhatian pada kualitas, keunikan, serta cita rasa autentik. Berbeda dengan teh komersial massal, teh artisan menonjolkan karya seni dalam proses pembuatannya, dengan fokus pada daun teh yang utuh dan kompleksitas rasa yang ditawarkan.Â
Saat kotak serupa buku tebal ini dibuka terdapat 4 macam sachet bewarna. Isinya 20 sachet. Ternyata ini tidak pyur teh melainkan ada campuran lainnya di dalam satu sachet teh celup ini. Misalnya bungkus teh bewarna Pink memiliki label Kasmaran, Story in a Cup. Komposisi bahan: teh hijau, daun pandan, melati, mawar, rosella, secang dan amaranth. Saat dibuka dalam bungkus celup tehnya memang memiliki banyak campuran dan warna beragam sesuai komposisi pada bungkus. Saat jadi... celup sebentar warnanya tetap teh agak kemerahan sedikit. Aroma nya? Wangi sekali. Campuran aroma pandan, mawar, dan melati yang cukup tajam. Rasa? Ya sama seperti teh pada umumnya. Aromanya yang bikin beda.
Begitupun bungkus lainnya, ada dengan tema Nona Manis ( Teh hijau, Rosella, Mint, Osmanthus, fuly pala, french rose dan Marigold), Senandung Senja (Teh Hitam, jeruk, Osmantus, serat, marigold dan amaranth), dan yang hijau bertema Embun Pagi (teh hijau, mint, lemon dan jeruk kalamansi).
Ini teh lokal. Judul besarnya Indonesia Artisan Tea, diproduksi oleh Sila Agri Inovasi, Bogor 16144 Indonesia. Bungkusnya ramah lingkungan Eco terbuat dari Corn Fiber (tea bag). Di tiap bungkusnya ada pesan-pesan sesuai tema tehnya.Â
Seperti yang bungkus hijau dengan tema Embun pagi.. di bungkusnya terdapat pesan menggugah:
 "Saat pagi datang, embun menyelimuti dedaunan dengan kesejukan yang lembut, membawa ketenangan sebelum matahari bersinar penuh. Terinspirasi dari embun di pagi hari, racikan ini menghadirkan harmoni antara teh hijau yang halus, berpadu dengan manis citrus dan sensasi mint menenangkan. Nikmat segar dan dinginnya bertahan lama, layaknya udara pagi yang jernih dan menyejukkan. Cocok dinikmati ketika suasana "adem" dan disaat kamu butuh "me time" untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.
Tulisan dibalik bungkus boleh juga nih. Sesuai tema pada bungkus. Waktu expired nya juga cukup lama sampai 2027. Untuk penikmat teh mungkin ini bisa jadi teh yang spesial. Sekotak Rp. 400 ribu isinya 20 pcs berarti 1 pcs di banderol Rp. 20.000. Setara kopi-kopi kekinian di cafe.Â
Kopi atau teh memiliki penggemar masing-masing. Penikmat kopi mungkin memilih karena rasa, dan efeknya yang membuat bisa menjalani hari dengan bersemangat. Begitu pula secangkir teh bagi penikmat teh, adalah suatu ritual yang membuat pagi menjadi tenang. Aroma nya yang menanangkan, serta kehangatan yang dibawa dalam tiap cangkirnya. Karena sudah ada artisan tea di rumah mungkin aku bisa mulai menyesapi rasa tiap bungkus dan membedakan aroma yang dibawa dari campuran dan racikan yang dipadukan dengan berbagai bahan berkualitas.
Teh Sultan.. memang beda ya. Aroma nya, rasanya... hm..
Dear Kompasianer, pernahkan mencoba artisan tea juga? Atau memang salah satu penikmat teh? Cerita ya apa keistimewaan yang kamu rasakan dalam menikmati secangkir teh?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI