Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trip to Banda Aceh #1

21 Oktober 2014   07:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_348771" align="aligncenter" width="303" caption="dok. pribadi bismillah. ke pangkal sumatera sendiriaaan (y)"][/caption]

18 Oktober 2014

Ini adalah perjalanan perdana ku sendirian, dan perjalanan terjauh seumur hidup. BANDA ACEH. Ya itu kota tujuannya. Subuh pukul 5 pagi aku, ibu dan ayah sudah cus menuju bandara Radin Inten Bandarlampung. memasuki bandara melewati pemeriksaan tubuh melewati suatu tralis, kemudian tas di periksa kembali melalui monitor. Aku sudah siap dengan tiket online yang telah di siapkan. Kemudian cek in, lalu menimbang berat barang. cek ini langsung aku titip pesan pada mas-mas untuk langsung di cek in ke Banda Aceh juga. Kemudian barang juga aku pastikan sampai di Banda Aceh. Karena aku akan transit ke Jakarta, baru kemudian ke Banda Aceh, kalo gak pesen barang harus sampai di Banda Aceh bisa-bisa kita repot sendiri, turun dari pesawat lampung-jakarta, lalu antre barang di bagasi, bawa koper berat-berat trus baru nunggu lagi naik pesawat ke Banda Aceh. Huwaa. Ogah,

Bus menuju Garuda sudah di depan, kami menaikinya. Ketemu dosen MIPA Unila yang entah siapa namanya, lumayan membantu : ) naik pesawat, dan takuut ada tekanan untuk telinga, aku pasrah aja makan permen yang dikasih prmugari, padahal lagi batuk berat -_-

Pesawat tinggal landas. Gemuruh. Berisik, kemudian kami melayang , naiiik, tak lama turun, dan pramaugara menyatakan bahwa sudah sampai Jakarta, kita akan menuju Bandara Sukarno Hatta. Wih bentar banget udah sampe aja nih. Sampai bandara Sukarno Hatta, aku segera lapor transit, yang kemudian bilang nunggu di F6. Aku menunggu disana, tapi aku berpikir ulang, berangkat pukul 11.30tapi aku udah siaga di ruang tunggu jam 8 begini. Huaaa lamaa.

[caption id="attachment_348777" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. Banda Aceeeh. next trip berjalan dengan kaki roda"]

14138249171066168605
14138249171066168605
[/caption]

Lalu aku memutuskan keluar, jalan-jalan dan melihat buku, buku terjemnahan buanyak banget yang harganya beratus ratus ribuu. Toko buku dengan label nama Pureplus ini menjual berbagai buku berbahasa Inggris. Pun pembelinya adalah turis. Buku dengan harga ratusan ribu, padahal kalau beli buku di Gramedia, buku terjemahan paling harganya 60-90 ribuan ya. Hehe mungkin menyesuaikan dengan kocek para turis, kalo di toko biasa jual dengan harga semahal itu, mana mungkin dibeli sama orang Indonesia hehe. Buku karangan orang Indonesia juga ada, aku baca judulnya Tersungkur di Gua Hira, harganya jadi melambung, 145 ribuu dengan buku yang gak terlalu tebal itu hehe.

[caption id="attachment_348774" align="aligncenter" width="303" caption="dok. pribadi"]

14138242001204333565
14138242001204333565
[/caption]

Gak lama aku ditelpon Bang Ferdi, sedari tadi aku sudah berhubungan telepon dengan Cengah Maya,istrinya. Beliau adalah kakak sepupuku yang di Aceh. Bang Ferdi memang ada urusan di Jakarta, dan ingin pulang ke Banda Aceh juga.

Dia berpesan kalau aku jalan-jalan saja, sedangkan beliau ingin refleksi di deretan Bandara Sukarno Hatta, yang lebih terlihat seperti Mall daripada Bandara, sangat luas dan bertingkat-tingkat ini. Taklama, beliau kembali lagi dan mengajak aku untuk menunggu di Lounge Sukarno Hatta, dengan menunjukkan kartu kredit BNI atau lainnya, kita diperbolehkan santia sambil menikmati makanan dan minuman gratiiiis sepuasnya. Sedangkan aku di Lounge, Bang Ferdi baru pergi refleksi. Makan-minum santai, Wifi ada, tempat charge hape pun ada, komputer disana juga ada. mantap lengkap :D

[caption id="attachment_348772" align="aligncenter" width="303" caption="dok. pribadi. ada tempat charger. mantaap"]

14138240821848207856
14138240821848207856
[/caption]

Gak kerasa sudah menunjukkan waktu pukul 10. Aku SMS Bang Ferdi untuk menanyakan kapan menunggu diruang tunggu. Beliau bilang santai, masih lama. Oke aku ikut nyantai. Berangkat jam 11.30 tapi sejam sebelumnya kami belum datang hehe. Akhirnya pukul 11 barulah kami kesana, ke F6 ruang tunggu pesawat dari jakarta-Aceh. Tak lama menunggu, petugas bandara menyatakan pesawat garuda dengan penerbangan bla-bla Banda Aceh pindah ke F5. kami pun harus pindah letak ruang tunggu. Menurut Bang Ferdi, memang sering begini kalau ke Banda Aceh, sering dipindahin..

[caption id="attachment_348773" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. santai sambil menunggu penerbangan selanjutnya"]

14138241451586161532
14138241451586161532
[/caption]

Kami melawati lorong menuju pesawat, disambut pramugara-pramugari di pintu masuk. Kami menuju seat yang ada di tiket pesawat. Alhamdulilllah aku dapat seat yang di dekat jendela terus, tapi sebelahku dua orang bapak-bapak mulu. Kali ini bapak-bapak dengan bahasa Aceh nya huaa. Kemudian bapak-bapak itu memutuskan pindah tempat duduk kebelakang, karena kursi masih ada yang kosong. Alhamdulillah. Dan digantikan oleh seorang Bapak-bapak berjenggot berwajah Jawa duduk disebelahku, namun satu kursi kosong diantara kami.

Perjalanan akan memakan waktu 2,5 jam. Selama itu pula kami didalam burung besi ini. Sialnya tempat duduk kami tidak dapat di turunkan untuk santai, karena tepat di seat kami sedang ada kerusakan. Jadilah kami berkaku ria duduk di seat itu. dua setengah jam bukan waktu yang sebentar. Alhamdulillah Garuda Airlines menyiapkan berbagai fitur yang bisa dimainkan, agar penumpang betah di tempat duduknya. Fitur dengan layar yang berada di belakang kursi penumpang depan ini menyajikan berbagai film, lagu, musik, game, sampai wawasan nusantara. Dengan tombol touch screen dan headset yang telah disiapkan. Sangan bermanfaat. Aku mendengarkan video musik yang ternyata dari Java Jazz, menikmati game dan lainnya.

[caption id="attachment_348775" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. mari makan siaaang di atas awaaan heehe"]

1413824335942852640
1413824335942852640
[/caption]

Sampai saat pukul setengah tiga kami diberikan makan siang. Makan siang panas dengan gulai ayam dan sawi rebus sebagai serat, kemudian ada puding sebagai penutup dan minumnya adalah juz, air putih atau air apel tinggal pilih dan pramugari akan mempersiapkannya dengan sepenuh hati. Meja diturunkan dari kursi yang ada di depan. Makan diatas awan, merasa tak kemana-mana, merasa pesawat ini tak bergerak, hanya diposisi yang sama. Karena di kanan kiri tak terlihat pemandangan lagi, hanyalah Awan yang bertumpuk, serupa gula kapas yang manis. Headset ditelinga, musik jazz mengalun, makan nasi dengan ayam panasnya, sambil mata sesekali menatap keluar melihat awan membentuk singgasana keindahan.

[caption id="attachment_348776" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. diatas awan hehe"]

14138244061896310371
14138244061896310371
[/caption]

Tak beberapa lama, setelah menikmati makan, kami masih bersantai. Memencet layar kembali, bermain-main lalu membaca buku. Tak beberapa lama, kami sudah sampai di Banda Aceh. Segera dihidangkan pemandangan hijau dan gunung-gunung menjuntai. Ya. Akhirnya aku sampai. Assalamualaikum, Banda Aceh!

Sampai di kota tujuan, aku menunggu Bang Ferdi. Bang Ferdi duduk di seat belakang, kemudian kami menuju tempat bagasi. Alhamdulillah, bagasi yang dari Lampung sampai di Aceh dengan selamat. Kemudian aku bertemu my beloved kakak sepupu Cengah Mayaa, yang sudah ada di Bandara menanti suami tercinta, dan adik sepupunya yang unyu ini datang dari Lampung.hehe dan tak lupa ada si imut Fabian yang masih berusia satu setengah tahun.

Sampai, aku sudah dipersiapkan kamar oleh cengah Maya. Disambut hangat oleh dua orang lagi jagoannya. Fathan dan Faris, si Faris panggil “Tante” si Fathan panggil “Kakak” terserah yang penting bahagia dengan panggilan itu. sore harinya, keluargaku yang ada di Aceh kumpul semua di rumah Cengah Maya, mulai dari Wancik Iq dan Bucik Nur, lalu keluarga dokter Cudo Winda yang baru menyelesaikan S2 Kedokteran UI ini, beserta putra-putrinya, si Ar-Rayyan dan Putroe si kriting cantik.

Malam harinya dengan tiga mobil seluruh keluarga mengajak ku makan nasi goreng Aceh, Aceh ternyata kota yang tak terlalu padat sepanjang mata meamndang, hanya ada deretan ruko, disitu pun ada penjual makanan dan berbagai makanan khas Aceh lainnya. Kami menikmati makan nasi goreng disini sekeluarga besar berkumpul.

Salut dengan keluarga disini, ternyata sangat menyambut baik kedatanganku. Banyak yang kami bicarakan. Berbagai hal. Apapun dan itu semua membahagiakan. Alhamdulillah ya Allah. Engkau karuniai keluarga yang kompak di berbagai daerahnya. Alhamdulillah.

Darussalam, Banda Aceh 23:30


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun