Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulislah, Kompasiana akan Mencarikan Pembacanya

10 September 2018   18:03 Diperbarui: 20 September 2018   14:57 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum Sandiaga Uno mencetuskan program OK OCE (One Kecamatan Once Centre of Entrpreneurship), yaitu: dimodali berbisnis, disediakan tempat usaha dan dicarikan pembeli, sebenarnya Kompasiana Beyond Blogging sudah terlebih dahulu melakukannya untuk mereka yang gemar menulis, yaitu: dimodali (diberikan pelatihan) cara menulis, disediakan tempat menulis dan dicarikan pembacanya.

Benarkah demikian?

Dari sekian banyak orang yang hobi menulis, saya adalah salah satuanya yang suka menulis tentang apa saja dan mengenai siapa saja. Beberapa kali saya ingin menulis buku tetapi selalu gagal. Nampaknya tidak mudah untuk menulis banyak-banyak di kertas atau laptop, mencetaknya lalu mencarikan penerbit yang mau menerbitkan sebuah buku dari seorang penulis amatiran.

Akhirnya saya pun berkali-kali membuat akun blog di blogspot.com dan wordpress.com dan mencoba menulis disana tetapi saya selalu merasa tidak puas karena sepinya pengunjung. Dalam 1 bulan pengunjungnya tak lebih dari 100 orang dan mungkin pengunjung yang 100 itu pun adalah saya sendiri ketika menulis dan mengotak-atik akun saya. Untuk apa saya menulis kalau yang membacanya hanya saya sendiri?

Saya sudah beberapa kali melakukan promosi lewat facebook tetapi nampaknya tidak juga dapat mendongkrak jumlah pengunjung. Nampaknya minat dan tingkat kepercayaan warganet terhadap web blog seperti blogspot dan wordpress gratisan, sangat rendah. 

Sebenarnya kalau kita berani membuat tulisan-tulisan murahan yang berisi konten dewasa atau hoaks yang berisi SARA, mungkin kita dapat menarik banyak pengunjung. Tetapi saya sama sekali tidak berminat dan tidak berani melakukan hal itu. 

Lagi pula tingkat plagiarisme di web blog gratisan sangat-sangat tinggi karena sama sekali tanpa pengawasan. Cobalah mencari sebuah kata kunci di google, Anda akan menemukan tulisan yang sama ratusan kali dalam blog yang berbeda.

Saya pernah mengutarakan niat saya kepada seorang teman yang bekerja sebagai perancang website berbayar, untuk membuatkan web untuk saya. Tetapi nampaknya beliau kurang setuju. "Kalau hanya untuk web pribadi itu tidak mudah. Terlalu mubazir", katanya. "Banyak web berbayar yang terbengkalai ditinggalkan pemiliknya karena tidak sanggup mengelolanya", katanya menambahkan.

Akhirnya singkat cerita, saya pun bertemu dengan Kompasiana Beyond Blogging yang saya pikir menjadi tempat yang sangat tepat bagi saya untuk menulis. Tampilannya yang mewah dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi, bahkan banyak yang sudah menjadikannya sebagai bahan referensi bacaan, membuat penulis merasa dihargai.

Pengawasan konten di Kompasiana sangat ketat. Setiap tulisan yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan pasti dihapus. Dan jangan coba-coba melakukan plagiarisme, pasti akan ketahuan dan dilenyapkan. Dan bila pelanggaran itu berulang-ulang, yakinlah, akun tersebut pun pasti ikut dilenyapkan.

Hingga saat ini dalam waktu sekitar 9 bulan, saya telah menulis sekitar 350 artikel, dengan jumlah pembaca sekitar 371.000. Entahkah artikel saya itu berkualitas atau tidak tetapi yang jelas tulisan tersebut tidak bertentangan dengan syariat dan ketentuan Kompasiana, yaitu bukan plagiarisme dan tidak berisi konten negatif yang berbau SARA, pornografi atau hoaks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun