Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anda Pendukung atau Perongrong?

2 September 2018   09:05 Diperbarui: 7 September 2018   14:21 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi : kumpulanberitaunik.blogspot.com)

Dalam hal apa saja termasuk dalam politik, tidak semua pendukung itu merupakan pendukung benaran. Perlu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan mereka kedalam kelompok tertentu sesuai dengan karakteristiknya.

Ada pendukung yang mendukung dengan niat baik, ada yang berpura-pura mendukung dan ada yang mendukung dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan, baik secara tersembunyi atau terang-terangan, jika kelak kandidat yang mereka dukung menang.

Tidak ada masalah dengan mereka yang pura-pura mendukung karena lambat laun akan ketahuan dengan sendirinya. Sedangkan mereka yang mendukung dengan maksud tertentu, biasanya telah menyepakati keuntungan apa saja  yang bakal diperoleh jika kelak kandidat mereka menang.

Yang menjadi masalah adalah, mereka yang mendukung dengan niat baik tetapi terlalu bersemangat dan mempunyai pengetahuan yang tidak cukup. Pendukung seperti inilah yang paling berbahaya, laksana duri dalam daging. Bukannya mendukung tetapi merongrong. Bukan menambah simpati masyarakat tetapi menggerus.

Pendukung seperti ini cenderung melakukan blunder besar yang sangat merugikan kandidat yang didukungnya. Karena semangatnya lebih besar dari pikirannya. Nafsunya lebih besar dari tenaganya dan kebenciannya lebih besar dari cintanya.

Mereka suka melebih-lebihkan kandidat yang didukungnya, menyanjungnya bagaikan dewa atau bahkan melebihi Tuhan. Sebaliknya mereka suka menjelek-jelekkan kandidat lawan, merendahkannya, membuat hoaks, fitnah yang berisi ujaran kebencian, dsb.

Tetapi justru pendukung dengan tipe seperti inilah yang paling banyak kita temukan di negeri ini. Sekali-sekali cobalah melihat kolom komentar di Facebook, Twitter dan media on line yang membahas tentang politik dukung-mendukung. 

Disana akan muncul banyak kata-kata caci-maki yang menggambarkan kualitas dari orang yang berkomentar tersebut dengan jelas. Demi mendukung kandidatnya dan merendahkan kandidat lawan, dia rela mengatakan apa saja seenak perutnya tanpa mempedulikan agama, bangsa dan negara.

Setali tiga uang dengan elit partai yang sering wara-wiri di televisi membuat pernyataan atau komentar yang "tidak kalah tidak bermutu". Mereka berbicara tanpa memikirkan dampak dari pernyataannya. Apakah memberikan nilai positif kepada kandidat yang didukungnya atau malah merongrong, mereka seakan tak peduli.

Seharusnya Timses pemenangan harus lebih jeli mengenali mereka dan selektif dalam menggunakan mereka sebagai corong atau juru bicara. Jika kira-kira merongrong lebih baik dienyahkan di awal.

(RS)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun