Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine's Day, Antara Philia, Eros dan Amor

14 Februari 2018   01:42 Diperbarui: 14 Februari 2018   02:00 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Ilustrasi : Freepik.com

Ada yang mendefinisikan bahwa Valentine's Day atau hari Valentine adalah hari kasih sayang sedunia, yang diperingati tiap-tiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya diseluruh dunia.

Tetapi banyak yang tidak setuju dengan pemakaian kata "sedunia" tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa Valentine's Day adalah Hari Kasih Sayang di dunia barat, yaitu sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya.

Menurut beberapa catatan seperti diambil dari Wikipedia Berbahasa Indonesia, latar belakang atau sejarah Valentine's Day itu sendiri adalah sebagai berikut:

Sejak dahulu kala, menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari diasosiasikan sebagai hari cinta dan kesuburan, yaitu bulan Gamelion, sebuah rentang waktu yang dipersembahkan kepada pernikahan Dewa Zeus dan Dewi Hera.

Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa.

Pada abad pertengahan, Valentine's Day dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin yang ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14.

Beberapa gereja dibeberapa negara, seperti; Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Lutheran, merayakan Hari Raya Santo Valentinus sebagai budaya Kristen barat yang dimaknai sebagai perayaan cinta dan kasih sayang. 

Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal usulnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja.

Inilah salah satu alasan mengapa perayaan Valentine's Day dilarang dibeberapa negara seperti Arab Saudi, Malaysia, Pakistan dan beberapa negara lainnya karena perayaan ini dianggap sebagai budaya Kristen.

Dari uraian di atas jelas kita ketahui bahwa, Valentine's Day adalah produk budaya barat yang dengan segala latar belakang, perubahan serta penyesuaian sesuai dengan zamannya yang kemudian secara akulturasi atau latah ikut dirayakan di belahan dunia lain seperti benua Asia dan Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun