Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mental

13 Desember 2017   07:08 Diperbarui: 13 Desember 2017   08:46 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kira-kira tahun 2006, entah tanggal dan bulan berapa sudah lupa, saya pernah membaca sebuah kamus pintar bahasa Indonesia yang penulis dan penerbitnya juga sudah tidak ingat lagi sama sekali. Tetapi satu kata yang paling saya ingat dan tidak pernah bisa saya lupakan dari buku tersebut adalah "mental'.

Dalam kamus tersebut mental diartikan dengan empat kata, yaitu: "tindakan yang dipengaruhi pikiran". Sebuah definisi yang sangat sederhana tetapi apabila direnungkan secara mendalam, maknanya sangat-sangat kompleks.

Jika saya boleh menafsirkan, "mental" berbicara tentang sikap atau tindakan seseorang dalam menghadapi tantangan atau masalah tetapi tindakan tersebut harus didasarkan pada pikiran dan pertimbangan yang matang.

Mental bukan sebuah tindakan "nekat" atau gambling dengan sebutan: "kalau tak hidup ya mati", "kalau tak untung ya buntung", "kalau tak berhasil ya bangkrut", dsb. Tetapi "mental" harus didasarkan pada pengetahuan atau "pencaritahuan" tentang substansi sebuah masalah kemudian mengatasinya dengan pendekatan terbaik.

Mental juga tidak berbicara tentang tindakan 'insidentil' yang sifatnya "tiba-tiba" atau "mendadak". Setiap ada masalah, tiba-tiba dapat solusi, setiap ada tantangan, mendadak dapat ilham", semuanya itu bukan pengertian dari "mental".

"Mental" lebih ke arah atau sudah menjadi perilaku (behaviour), artinya bukan sesutu yang didapatkan dalam waktu yang sangat singkat. Mental dibangun dan dibentuk dalam waktu yang cukup panjang melalui proses yang rumit. Mental digodok melalui perpaduan antara pembinaan mental dan pengalaman hidup.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (kbbi), "mental" berhubungan erat dengan bathin dan watak manusia. Artinya, "mental" adalah tabiat atau sifat bathin manusia yang mempengaruhi segala perilaku atau budi pekerti.

Jika seseorang mentalnya baik tentu pikirannya juga baik, wataknya juga baik, budi pekertinya juga baik, tetapi jika mental seseorang sudah rusak sudah barang tentu pikiran, watak dan budi pekertinya pasti sudah rusak.

Sebagai kata penutup, Ivan Gunawan seorang desainer dalam sebuah "reality show" di sebuah stasiun tv swasta pernah berkata: "Mental manusia dipengaruhi dua hal: isi otak dan isi dompet"

Bagaimana Anda memaknainya silahkan ditafsirkan sendiri.

Selamat Pagi!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun