Mohon tunggu...
Rin Muna
Rin Muna Mohon Tunggu... Penulis - Follow ig @rin.muna

Walrina Munangsir Penulis Juara Favorite Duta Baca Kaltim 2018 Pemuda Pelopor Kaltim 2019 Founder Taman Bacaan Bunga Kertas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Alusi dalam Puisi

10 Desember 2018   19:27 Diperbarui: 10 Desember 2018   19:30 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com/Geralt

Ah, entah kenapa dalam pikiranku terbersit kata alusi.

Ya, aku mulai mengenal kata ini dalam salah satu forum sastra yang dimentori Bang Hasan Aspahani. Salah satu penulis buku sastra puisi. Bang Hasan Aspahani lahir di Seiraden, Samboja, Kutai Kartanegara. Itulah sebabnya aku mengenal beliau karena masih satu daerah. Beliau bersama dengan beberapa pecinta sastra juga mendirikan taman baca di Seiraden.

Oke, balik ke alusi lagi ya.

Alusi...! Bukan ilusi...! Ilusi mah....??

Saat itu aku membaca tulisan Bang Hasan Aspahani yang mengutip sajak Alm. Chairil Anwar sebagai berikut:

Aku kira

Beginilah nanti jadinya

kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-disumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu jua pintu terbuka

(Chairil Anwar, "Tak Sepadan", 1943)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun