Medis menyebut bahwa risiko kanker, diabetes melitus tipe 2, insomnia, jantung dan kehilangan konsentrasi, semua bergantung pada sifat genetika masing-masing orang, terutama kemampuannya dalam metabolisme tubuh.
Kajian medis yang lain, malah menyingkap sebaliknya, kandungan kafein-jenis senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin yang kandungannya berkisar antara 1-1,5 % dalam kopi, demikian juga komposisi beberapa antioksidan seperti polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol, secara umum justru menjadi pencegah kerusakan sel dan penghambat pertumbuhan sel kanker melalui pengikatan sejumlah radikal bebas. (Yanagimoto; 2004). Benar atau tidaknya, kita serahkan pada ahlinya, karena “kapasitas” kita adalah menikmati citarasa kopinya saja.
Tapi minum kopi, sachet sekalipun tetaplah harus pakai ukuran. Apa pun ceritanya, minuman yang tidak alami tetap saja harus mempertimbangkan sisi kesehatan. Sekalipun di bungkusan sachet jelas-jelas ditulis kopi asli!. Bahkan ada yang menyarankan jangan memakai gula terlalu banyak pun juga tetap harus kita kontrol.
Tentu pertimbangannya banyak, selain penyakit, juga faktor U. Jangan mentang-mentang maniak kopi, dan merasa toh tetap sehat kok selama minum kopi--sachet sekalipun. Lantas meng-konsumsi kopi seperti jadwal minum obat-tiga kali sehari!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI