Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Biar Caregiver Tak Burnout dan Depresi Saat Rawat Demensia, Lakukan Tips Atomic Habits Saja

17 September 2025   21:44 Diperbarui: 23 September 2025   23:13 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lansia demensia-hellosehat.com

Dalam sinetron Preman Pensiun,  ada tokoh Emak, mertua Kang Mus, yang diperankan oleh aktris Isye Sumarni. Emak sering hilang di pasar, minta dibelikan sepatu merek mahal, minta dibelikan es krim, dan sering salah paham dengan menantunya itu. Bayangkan jika kita merawat orang tua seperti itu. Kalau nggak kuat kan bisa stres!.

Begitu juga ketika harus merawat pasangan, atau orang tua sendiri yang bahkan tidak ingat siapa kita atau lebih parah tidak ingat siapa namanya sendiri.  Jika tidak kuat bisa "makan hati." Dalam kondisi labil sampai histeris, kita harus tetap tenang terkendali. Caranya, tarik nafas dalam-dalam, jika perlu sambil beristighfar.

hidden patient perawat demensia-klikdokter.com
hidden patient perawat demensia-klikdokter.com

Jika tidak memiliki batas kesabaran, keikhlasan dan daya tahan yang cukup, bisa saja kalau awalnya kita yang merawat pasien demensia, bisa-bisa yang kemudian terjadi malah kita yang stres dan sakit.

Mungkin banyak orang yang berpikir, kan cuma nemenin makan, bantu minum obat itu saja. Pokoknya ya sesederhana seperti menemani orang sakit biasa. Padahal tidak semudah yang dibayangkan. Orang demensi yang cenderung pikun itu bisa membuat penjaga, kalau tidak stres ya senewen.

menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-elder.org
menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-elder.org

Bayangkan saja apa ajdinya jika pasien demensi yang kita rawat itu, bahkan kehilangan memori, sampai-sampai sekedar menyuap nasi saja lupa bagaimana caranya. Sekuat apa coba kita bisa sabar menghadapinya?. 

Jadi intinya apa yang dilakukan para caregiver itu bisa jadi sangat rumit. Selain kita dituntut bisa menjadi teman ngobrol dengan pertanyaan yang sama, itu-itu juga. Lebih dari itu kita harus jaga emosi. Jangan sampai ikut-ikutan bertindak aneh. Tetap tenang kalau pasien nolak mandi, bukannya dibiarkan kotor. Nah di titik inilah, merawat demensia jadinya bukan cuma mengandalkan kebisaan kita ebrtindak cepat, tapi juga bisa punya hati yang lapang.

Itulah mangapa di balik kata "merawat", ada pergulatan batin yang panjang. Caregiver makanya sering disebut sebagai "hidden patient"---pasien tersembunyi---karena mereka pun rentan sakit. Fisik dan juga mental-ya seperti stres itu wujudnya. 

menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-kompas.com
menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-kompas.com

Rumitnya Jadi Caregiver Demensia

Mengapa? namanya saja mengurus orang tua yang--maaf-sudah mulai pikun. Orang bisa saja beranggapan kita tu h jenis orang yanghebat akrena bisa merawat demensia. Tapi apa orang tahu, seberat apa sih pekerjaan dan tekanan yang kita rasakan. Ada yang makan hati, nangis sendiri usai kerja, pokoknya ada imbalan, ada harga yang harus dibayar.

Ketika semua pekerjaan seorang caregiver "selesai" atau jeda sejenak, barulah terasa tubuh lelah karena harus berjaga 24 jam, tidur saja jadwalnya jadi nggak jelas. Persis seperti ketika seorang ibu baru melahirkan dan harus merawat bayinya yang bangun tidak kenal waktu, untuk pup atau ngompol. Belum lagi saat sakit. Sehingga ada yang mengalami baby blues- kondisi emosional yang umum dialami ibu setelah melahirkan.

Lama-lama kita juga bisa terjangkit emosi karena menghadapi sikap keras kepala, atau sikap yang menjengkelkan dari si pasien yang mungkin tidak masuk akal.

Lalu kita bisa menjadi merasa bingung sendiri, mengurus orang biar sehat, tapi justru energi habis, waktu terbuang, hingga untuk merawat diri sendiri saja tidak punya waktu, malah bisa gantian sakit. Orang di luar sana taunya hanya kita sebagai pangasuh atau penjaga-pasangan atau orang tua kita, sedangkan kehidupan sosial kita--au ah gelap!.

menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-discovery village.com
menjadi caregiver demensia yang kuat dan sabar-discovery village.com

Bagi yang pernah mengalaminya langsung baik sebagai perawat, atau meskipun hanya sebentar saja bisa merasakan tantangannya. saya secara personal pernah hanya menjaga sebentar seorang pasien demensia yang masih saudara,. Meskipun sehari rasanya seperti setahu, padahal saya jenis orang yang sabar lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun