Apa yang dialami dan dibuktikan sendiri oleh Dian, adalah kekuatan tersembunyi dari program pendampingan GadePreneur yang tidak hanya menguatkan bisnisnya dari materi pelatihannya, tetapi juga pada jaringan yang tercipta setelahnya. Para alumni tidak hanya membawa pulang ilmu dan strategi baru, tapi juga komunitas yang saling menguatkan. Ini menjadi modal sosial yang tak ternilai. Ini menjadi kejutan yang luar biasa yang dirasakan langsung oleh Dian.
Memang dalam dunia kewirausahaan, perubahan sejati butuh waktu dan ekosistem yang mendukung. Disinilah peran dan keberhasilan Pegadaian tidak bisa berjalan sendiri. Maka disanalah diperlukannya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, hingga platform digital untuk memperluas dampak program.
Coba kita bayangkan jika setiap pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan pelatihan, tapi juga akses rutin terhadap mentor bisnis, lalu ada dukungan ketersediaan platform pemasaran daring, dukungan logistik, hingga jaringan distribusi nasional. Apa kira-kira yang akan terjadi?, bukan mustahil produk lokal akan bersaing di etalase global.
Dan menariknya adalah bahwa dari semua pelaku UMKM yang dibina, mayoritas adalah perempuan. Ini bukan kebetulan. Perempuan memegang peranan penting dalam ekonomi lokal. Namun, mereka juga menghadapi tantangan paling kompleks, beban ganda, keterbatasan waktu, rendahnya literasi digital, hingga kendala mobilitas.
Ini mengingatkan saya dengan keberhasilan Muhammad Yunus ketika mendirikan Grameen Bank, sebuah bank di Bangladesh yang ia dirikan untuk memberikan kredit mikro (microcredit) kepada masyarakat miskin, terutama perempuan, tanpa memerlukan agunan.
Sebenarnya apa yang dilakukan melalui program Gadepreneur adalah sebuah "lompatan besar" karena kehadiran pelatihan berbasis digital, literasi keuangan untuk perempuan, serta program pendampingan berbasis komunitas menjadi kunci. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan humanis, pemberdayaan tak hanya jadi wacana, tetapi nyata dirasakan. Persoalan kesenjangan ekonomi berbasis gender akan menemukan solusi yang lebih baik.
Pelaku UMKM nantinya tidak hanya akan bertahan, tapi juga tumbuh, apalagi jika pendampingannya berkelanjutan. Melalui banyak jenjang pelatihan, adanya sistem evaluasi dan tindak lanjut.
Keberhasilan Pegadaian menggagas GadePreneur adalah isyarat bahwa transformasi BUMN tak lagi melulu soal laba. Ini soal peran sosial, keberpihakan, dan cita-cita panjang tentang Indonesia yang lebih mandiri. Saya kira jika setiap lembaga negara berpikir demikian, maka pembangunan tak perlu menunggu proyek-proyek besar. Cukup dimulai dari kios kecil, ibu rumah tangga, dan satu ruang pelatihan sederhana di belakang pasar.
Dian, seorang ibu rumah tangga tunggal dengan dua putera adalah bukti nyata keberhasilan Gadepreneur, memberi solusi nyata-bukan hanya slogan dan seremonial program semata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI